yang dikemudian hari bisa menjadi lokasi Eko Wisata ini.
Mangrove dengan varietas api-api Cenia black dan Lezipora
terus ditanam hingga saat ini lewat kemitraan bersama PHE ONWJ yang semakin
memudahkan akses perluasan tanaman pencegah rob dan abrasi ini, antara lain
dengan membangun trek jembatan kayu 50 meter,
penahan sampah dan gelombang hingga pelatihan dan ekosistemnya yang
turut melengkapi kecantikan mangrove di Pasirputih.
“Kita bangga, kini Pasir Putih jadi Pusat Restorasi dan
Pelatihan Mangrove (PRPM), dinas dan perusahaan BUMN ambil bagian untuk ikut
berkontribusi pada penyelamatan alam ini,” ujar Sahari, salah seorang
warga di Pasir putih.
Ifki Sukarya menambahkan, persoalan lingkungan adalah
tanggungjawab bersama sampai anak cucu. Dirinya merasa bangga atas kemitraan
bersama masyarakat pesisir Pasir Putih, Pemkab Karawang, dan Pokmaswas.
Baca Juga:Bapenda Karawang “Pelototi” Pajak Hotel BerbintangAnda Penerima Kompensasi Pertamina? Wajib Isi Ini!
Dalam hal ini pihaknya,
ikut dalam program pemberdayaan
masyarakat pesisir, tinggal komitmennya saja, karena kunci kesuksesan atas
perawatan lingkungan dan tanaman mangrove ini adalah pada komitmen
masyarakatnya yang kompak menjaga alam.
Tentunya dengan melihat kekompakan semua pihak dalam penanaman mangrove ini, dirinya semakin yakin, bahwa mangrove di Pasirputih bisa terawat, terjaga dan semakin cantik. (rie/mhs)