KARAWANG – Meski Kabupaten Karawang dikenal sebagai kota lumbung padi dan industri. Namun itu tidak menjamin bahwa pendidikan di Karawang bisa sebanding dengan pembangunan industrinya.
Buktinya masih banyak bangunan-bangunan sekolah yang sudah
tidak layak digunakan sebagai Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) bagi anak
anaknya. Tengok saja SDN Kertawaluya 3 Kecamatan Tirtamulya ini kondisi kursi,
meja dan buku pun terbatas. Atap dan jendela bolong, serta lantai keramik retak
dan tidak ada toilet.
Pantas saja siswa di sekolah ini tidak betah belajar.
Bahkan, sudah beberapa bulan ini, kegiatan belajar mengajar di SDN Kertawaluya
3 tidak berjalan dengan baik. “Kata anak saya, sudah lama tidak belajar, karena
gurunya jarang datang ke sekolah,” kata salah seorang orang tua siswa yang tak
mau disebutkan namanya kepada KBE, kemarin.
Baca Juga:Waduh, Demo Ormas GMBI di Gedung KPK RicuhTiba di Jayakerta, Jenazah Sri Rahayu Disambut Tangis Histeris
Memastikan apa yang diucapan oleh anaknya itu, ia lantas
datang ke sekolah dan kondisinya persis seperti yang anaknya ucapkan. “Para
siswanya pada ada di luar, bermain sepeda dan becanda-becanda. Sudah hampir
satu tahun seperti itu terus. Belajarnya kalau ada gurunya aja yang ngajar,”
terangnya.
Tak hanya itu untuk menutupi kekurangan guru, bahkan
sejumlah orang tua siswa rela iuran untuk memberikan gaji kepada guru yang
ingin mengajar di sekolah terasebut. “Kegiatan belajar tidak efektif dan jarang
ke sekolah, sebulan paling ada satu kali. Kami siap menggaji guru honor, tapi
pihak sekolahnya gak mau,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala Korwil Cambidik Kecamatan Tirtamulya,
Mustofa mengatakan, selain kekurangan guru, bangunan sekolah ini juga rusak
parah. Dari 25 SDN di Kecamatan Tirtamulya, sebanyak dua gedung sekolah rusak
parah.
“Apalagi ditambah dengan kekurangan tenaga pengajar.
Akibatnya, KBM tidak efektif. Sebanyak 25 SDN yang ada di wilayah Kecamatan
Tirtamulya. Ada dua gedung sekolah yang rusak parah, yaitu SDN Kertawaluya 1
dan 3,” terangnya.
Dia menjelaskan, kondisi SDN kertawaluya 3 sangat
meprihatinkan, karena sarana dan pra sarana tidak memadai. “Gedung sekolahnya
rusak parah. Sebab, kursi, meja dan buku terbatas, atap dan jendela juga pada
bolong, serta alas pada keramiknya juga pada retak dan tidak ada toilet. Selain