“Selanjutnya, tahap terakhir kitin yang terbentuk diberikan perlakukan deasetilasi untuk menghilangkan gugus asetil pada rantai kimianya sehingga terbentuklah hasil akhir yaitu kitosan,” terang Fahmi. Dia juga menjabarkan bahwa produk kitosan dapat dimanfaatkan pada berbagai bidang dengan nilai ekonomis yang jauh lebih tinggi jika dibandingkan hanya menjual dalam bentuk limbah.
“Manfaat kitosan contohnya sebagai pengawet alami dalam bidang pangan, sebagai flokulan atau penghilang logam berat dalam air dibidang pertanian. Kemudian sebagai campuran produk perawatan rambut dan kulit dibidang kosmetik,” ungkapnya.
Dia berharap dengan sosialisasi yang dilakukan ini menjadi permulaan bagi masyarakat untuk menyadari potensi dari limbah rajungan yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat. Artinya, sinergi antara akademisi dan masyarakat sangat diperlukan untuk mewujudkan target dari sosialisasi ini.
Baca Juga:Cellica Dampingi Jokowi Lepas Ekspor Isuzu TragaUsai Makan Siang, Jokowi Resmikan Tol Layang Jakarta-Cikampek II
“Jika tidak ada halangan 1-2 minggu kedepan kami akan melakukan pelatihan secara real bersama masyarakat untuk membuat kitosan dari limbah rajungan,” tutur Fahmi. (mhs/kbe)