KARAWANG – Banjir di tiga desa di Kecamatan Rengasdengklok yang terjadi pada Minggu (23/2/2020), mengakibatkan ribuan warga mengungsi. Bahkan sejumlah fasilitas pendidikan untuk sementara menghentikan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di sekolah. Kepala Desa Kertasari, Suhendar menuturkan, meski terdampak banjir, kantor Desa Kertasari tetap memberikan pelayanan administratif kepada masyarakat. “Pelayanan tetap berjalan, hanya tidak seperti hari biasa, semenjak banjir tak banyak warga yang datang untuk mengurus keperluan administrasinya,” ucapnya kepada KBE, senin (24/2/2020). Sementara itu, Camat Rengasdengklok, Sri Redjeki mengatakan pihak kecamatan bersama berbagai pihak masih terus berupaya untuk melakukan penanganan terhadap para korban terdampak banjir di tiga desa di Kecamatan Rengasdengklok. Mulai dari mengidentifikasi jumlah terdampak, melakukan proses pengeringan (pompanisasi) sampai dengan mengkoordinir pendistribusian bantuan logistik. “Melihat kondisi cuaca saat ini dan besar potensi adanya hujan susulan, saya mengimbau masyarakat tetap waspada agar tidak ada kejadian yang tak diinginkan, semoga banjir segera surut dan masyarakat yang mengungsi bisa segera kembali ke rumah masing-masing untuk beraktifitas seperti biasanya,” jelas Sri. Koordinator wilayah kecamatan bidang pendidikan (korwilcambidik) Remgasdengklok, Rusta Anzela mengatakan, ada puluhan fasilatas pendidikan yang terdampak banjir tiga desa di Kecamatan Rengasdengklok, baik Sekolah Dasar (SD) maupun Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). “Yang dianggap terparah terdampak banjir itu antara lain, SDN Rengasdengklok Selatan I dan V, SDN Rengasdengklok Utara I, II dan III, serta SDN Kertasari I juga SDN Dewisari III. Untuk sementara KBM di sekolah dihentikan untuk diganti dengan belajar di rumah, sampai dengan kondisi membaik atau air surut,” tutur Rusta. (gie)