KARAWANG – Hingga akhir pekan kemarin, jumlah pasien positif virus korona di Jawa Barat totalnya mencapai 55 orang. Angka ini bertambah 14 orang, setelah pekan sebelumnya dinyatakan 41 orang positif virus korona. Guna mencegah penyebaran Corona Virus Disease 2019 atau Covid-19 di wilayah Kecamatan Cilamaya Wetan. UPTD Puskesmas Cilamaya, bersama Muspika Kecamatan Cilamaya Wetan, TNI, dan Polri, keliling desa untuk sosialisasi virus korona kepada masyarakat. Kepala UPTD Puskesmas Cilamaya, Aziz Gofur mengatakan, kegiatan “woro-woro” keliling desa sosialisasi virus korona itu, merupakan salah satu upaya pencegahan. Sekaligus mengimbau kepada masyarakat, agar mentaati protokol kesehatan tentang pencegahan penularan Covid-19 khususnya di lingkungan masyarakat Cilamaya. “Kita keliling ke 7 desa. Mulai dari Desa Muara hingga ke Desa Cikarang. Menyampaikan poin-poin penting, yang harus dipahami masyarakat tentang virus korona,” ungkap Aziz, kepada KBE, kemarin (23/3) di Puskesmas Cilamaya. Aziz menjelaskan, sesuai surat edaran Bupati Karawang, diharapkan masyarakat tidak melakukan kegiatan yang sifatnya mengumpulkan masa selama masa tanggap darurat Covid-19 ini. Pada kesempatan, kata Aziz, pihaknya keliling desa sambil membawa pesan untuk melaksanakan Social Distancing, serta menerapkan pola bersih hidup dan sehat (PHBS) agar terhindar dari virus korona. “Karena dengan Social Distancing, target penyebaran Covid-19 ini bisa ditekan. Dan memutus rantai penularan,” jelasnya. Masih kata dia, selain melalui kegiatan woro-woro, sebelumnya, Tim Kesehatan Puskesmas Cilamaya sudah berkeliling dari desa ke desa untuk sosialisasi virus korona. Tak hanya itu, pihaknya, sambung Aziz, sudah sosialisasi ke minggon kecamatan, minggon desa, hingga ke lingkungan masyarakat melalui kader-kader di lapangan. “Perlu diingatkan, dalam menghadapi virus korona, masyarakat boleh waspada. Tapi jangan panik,” pungkasnya. Lanjut Aziz, untuk wilayah kerja Puskesmas Cilamaya sendiri. Hingga saat ini tercatat ada 13 warga yang masuk dalam kategori orang dalam pantauan (ODP). Semuanya, kata Aziz, merupakan TKW/TKI yang baru pulang dari luar negeri. “Semua WNI yang baru pulang dari negara terdampak Covid-19 secara otomatis masuk dalam daftar ODP. Kalau warga Cilamaya sendiri, paling banyak baru pulang dari negara Malaysia, Singapura, Arab Saudi, Brunei Darusalam, dan Taiwan,” imbuhnya. Ditempat yang sama, Promkes Puskesmas Cilamaya, Maetuti menerangkan, untuk sementara waktu, pelayanan kesehatan di Puskesmas Cilamaya pun telah dibatasi. Kata dia, sejumlah aturan seperti dilarang membawa anak-anak ke Puskesmas kecuali anak yang sedang sakit, pasien dewasa agar datang sendirian kecuali perlu diantar, serta menunda kegiatan imunisasi dan pemeriksaan gigi hingga dua pekan ke depan. “Masyarakat diharapkan hindari datang ke Puskesmas kecuali untuk berobat,” tutupnya. (wyd/rie)