KARAWANG – Akibat Pandemi virus korona, sejumlah masalah bermunculan di lingkungan masyarakat. Tak hanya menjadi sulit beraktifitas, harga bahan pokok pun di rasa mulai merangkak naik. Selain kebutuhan bahan pokok, warga di wilayah Karawang pesisir juga mulai mengalami kelangkaan gas melon 3 kilogram bersubsidi. Akibat kelangkaan gas melon bersubsidi, sejumlah kepala desa di Kecamatan Cilamaya Wetan mengaku dibanjiri keluhan warga. Pasalnya, sepekan terakhir sejumlah agen gas melon kosong dan mengalami kenaikan harga yang sangat signifikan. Ketua Ikatan Kepala Desa (IKD) Kecamatan Cilamaya Wetan, Udin Abdulgani mengatakan, banyak warga yang mendatangi rumahnya dan mengeluh kesulitan mendapatkan Gas LPG 3 kilogram. “Tidak sedikit warga yang mengadu kelangkaan ini. Mohon kepada pemilik kebijakan di atas, agar segera mengatasi kelangkaan Gas LPG ini,” ujarnya kepada KBE, kemarin (28/3). Udin bilang, pihaknya telah berdialog dengan warga dan mencarikan solusi dari kelangkaan ini. Disaat mendesak, kata Udin, baiknya warga kembali menggunakan kayu bakar untuk memasak. Dari pada menunggu hal yang belum pasti kapan selesainya. “Tapi warga tidak bisa begitu. Katanya sudah terbiasa menggunakan gas, jadi tidak mau kembali pakai kayu bakar,” timpalnya. Senada dengan Ketua IKD Kecamatan Cilamaya Wetan. Kepala Desa Tegalwaru, Aruji Atmaja mengungkapkan, kelangkaan ini sudah di rasakan sepekan terakhir. Selain sulit mendapatkan Gas Melon, kata dia, jika pun masih ada di pangkalan atau toko dipastikan harganya melonjak hampir 50 persen. “Normalnya Rp. 20 ribuan, sekarang sudah Rp. 30 ribuan,” katanya. Salah satu penjual Gas Melon Subsidi di Desa Tegalwaru, Bambang mengatakan, permintaan ke pangkalan Gas sudah dilakukan sejak pekan kemarin. Namun, hingga stok di tokonya habis. Permintaan barang belum juga di kirim. “Memang belum dikirim dari pangkalan pak. Kita juga sudah minta, tapi belum di kirim. Ga tau apa sebabnya,” ungkapnya. (wyd)