KARAWANG– Menurut catatan sejarah, buah naga sudah ada di Indonesia sejak tahun 1977. Saat itu masyarakat Indonesia belum mencoba untuk membudidayakannya sendiri, melainkan hasil impor dari Thailand. Kemudian Indonesia mulai mencoba membudidayakan untuk pertama kalinya di tahun 2000 yaitu di Delangu, Klaten, Jawa Tengah yang pertama kali melakukannya. Buah Naga termasuk buah bercitarasa manis dengan kandungan air yang cukup banyak, buah yang tumbuh 2 warna tersebut menjadi pilihan yang tepat dikonsumsi saat bulan ramadan. Selain bisa dimakan langsung, buah naga juga mudah dikreasikan menjadi beragam olahan; seperti jus, es krim, puding, hingga keripik. “Ramadan ini sangat langka walaupun harga naik Rp 30 ribu/kg importir, pasar induk maupun pemasok dari berbagai daerah tidak ada pengiriman . Bahkan sudah 2 hari ini kami tidak menjual buah naga. Hal ini penyebabnya dikarenakan habis musim, “ kata Muhamad Amin Yusuf (Senin 27/04/20) Leader Elok Buah Cabang 8 Bundaran Kepuh ini, menambahkan bahwa buah yang mengandung vitamin C yang banyak peminatnya karena meningkatkan kekebalan tubuh saat puasa. Tetapi apa boleh buat tergolong buah langka, penjualan ada kalanya kelangkaan yang tak di duga-duga. Tetapi kami masih banyak penjualan buah lain yang mendongkrak penjualan. Untuk buah lainnya dampak wabah corona dan bulan ramadan ini tak berdampak pada penjualan dikarenakan masyarakat membutuhkan tambahan mineral; seperti vitamin B1, B2, B3, serta kalsium, fosfor, zat besi, protein, niasin, dan serat juga berkontribusi dalam meningkatkan fungsi sistem kekebalan tubuh (eko/red)