Kampanye PHBS Ditengah Pandemi
KARAWANG – Salah satu upaya melawan Pandemi Covid-19 tak lain ialah menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS). Salah satu indikator penerapan PHBS, diantaranya lingkungan yang bersih, indah, dan asri. Dalam rangka mengkampanyekan PHBS di lingkungan masyarakat. Serta membiasakan warga untuk tidak buang sampah sembarangan. Pemerintah Desa Sukatani, Kecamatan Cilamaya Wetan, kembali menggalakan program Bank Sampah yang di kelola para pemuda desa setempat. Kepala Desa Sukatani, Saman Masrukhin menuturkan, program Bank Sampah ini sebenarnya sudah ada sejak 6 tahun yang lalu. Namun, sempat terseak-seok lantaran sarana dan pra sarannya kurang memadai. Di tahun 2020 ini, bertepatan dengan momentum penerapan adaptasi kebiasaan baru (AKB) yang di intruksikan Pemrov Jabar. Pemdes Sukatani kembali menggalakan program Bank Sampah. “Sistemnya kita tata, mulai dari per dusun dulu. Sampah warga yang sudah di pilih, akan di kelola Karang Taruna. Kemudian sampah residunya di bakar di TPS Sukatani,” jelas Saman kepada KBE di ruang kerjanya, kemarin (10/6). Saman menjelaskan, untuk ketahanan program Bank Sampah ini, pihaknya mengaku akan menggelontorkan anggaran desa untuk pengadaan alat dan sarana yang dibutuhkan untuk program tersebut. “Saat ini kita baru punya 1 becak motor untuk angkut sampah, dan 1 cerobong pembakar sampah. Targetnya, tahun ini bangun 1 cerobong lagi, dan menganggarkan untuk 1 becak motor lagi,” katanya. Setelah berjalan, lanjut Saman, diharapkan tak ada lagi masyarakat Desa Sukatani yang buang sampah sembarangan. Pihaknya juga mengimbau, agar masyarakat menghentikan kebiasaan membuang sampah di bantaran sungai. “Kebiasaan itu akan berdampak buruk. Jadi tolong, jaga lingkungan desa kita. Sampah yang di buang ke sungai itu, akan menghambat aliran air. Nanti bisa jadi banjir,” imbaunya. Sementara, Ketua Karang Taruna Desa Sukatani, Kartim Colet mengatakan, program bank sampah sementara ini baru berjalan di dua dusun. Namun sebenarnya, kata dia, antusias warga di dusun lain juga sudah sangat bagus. Namun, Colet mengaku pihaknya kewalahan jika harus melayani semua sampah warga yang di prediksi bisa sampai 2 ton per hari. Terlebih, sarana dan pra sarana bank sampah di Desa Sukatani pun belum cukup memadai. “Intinya kita fokus pada edukasi ke masyarakat, supaya mau menjaga kebersihan. Di samping itu, masyarakat harus tau, kalau sampah jika di kelola bisa punya nilai rupiah,” tandasnya. Colet mengatakan, pengurus Karang Taruna Desa Sukatani hanya menarik uang sampah Rp. 2.000 per rumah untuk satu karung sampah per hari. Uang tersebut nantinya digunakan untuk oprasional tempat pembakaran sampah. “Alhamdulillah dukungan dari pemerintah desa sangat baik. Mudah-mudahan masyarakat sadar dan mendukung adanya program positif ini,” harapnya. (wyd/rie)