KARAWANG– Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Barat mendukung Pemerintah Provinsi untuk memperkuat ketahanan pangan sebagai penopang ketahanan pangan Nasional di saat Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB). Ketua Komisi II DPRD Jabar, Rahmat Hidayat Djati menuturkan, Jawa Barat ini memiliki sumber daya alam yang sangat melimpah. Di masa Pandemi Covid-19 ini, sektor pangan pertanian merupakan yang paling tangguh untuk mengatasi persoalan ekonomi masyarakat. Presentasi penurunan pertumbuhan ekonomi di sektor pertanian hanya 0,9 dari 4,1 persen. Karena yang paling terdampak itu di sektor jasa dan manufaktur, dengan penurunan dari 7,2 persen menjadi 2,4 persen. “Kami sangat setuju dan mendukung program Gubernur Jabar, utamanya dalam penguatan provinsi Jawa Barat sebagai basis ketahanan pangan Nasional,”ujar Rahmat Toleng sapaan akrabnya, Kamis (25/6). Namun, kata polistis PKB asal Dapil Karawang Purwakarta ini, Komisi II memiliki beberapa catatan yang menjadi rekomendasi untuk penguatan sektor pangan, yaitu Jawa Barat perlu mengadakan kerjasama dengan berbagai elemen masyarakat, kemudian perlu adanya perluasan infrastruktur pertanian untuk mempermudah akses terhadap pelaku usaha menengah serta meningkatkan daya saing dan kepercayaan diri para petani, selanjutnya Ditandaskan, Pemprov Jabar harus mengoptimalkan implementasi rencana aksi penguatan pangan nasional dengan penguatan koordinasi lintas SKPD dalam mengatasi permasalah gizi di masyarakat, dan yang terkahir meminta Pemprov Jabar untuk lebih mengoptimalkan pelaksanaan Perda Nomor 27 Tahun 2010 tentang perlindungan lahan pertanian pangan berkelanjutan. “Yang paling pokok adalah yang kelima, keenam dan ketujuh dari catatan kecil kami di komisi II yakni jangan berikan izin perusahaan non pertanian untuk membangun perusahaan di wilayah pertanian produktif, dan pemerintah daerah wajib memfasilitasi pemasaran produk hasil tani serta program petani milenial yang diformulasikan harus benar-benar berjalan dan didampingi sampai berhasil,”paparnya. Sementara sebelumnya Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil melaporkan, pangan dan pertanian merupakan sektor yang paling sedikit terdampak dari pandemi covid-19 dengan prsentase penurunan pertumbuhan ekonomi keduanya hanya 0,9 persen dari 4,1 persen. “Sektor pangan dan pertanian terkoreksinya tidak terlalu besar, hanya turun 0,9 persen,” ucap Ridwan Kamil saat menjadi narasumber webinar “Sistem Pangan Berkelanjutan Jabar di Era Kebiasaan Baru” dari Gedung Pakuan, Kota Bandung, Jumat 19 Juni 2020. Sosok yang akrab disapa Kang Emil ini berujar, hal tersebut mengindikasikan bahwa pertanian adalah zona ekonomi yang paling tangguh terhadap interupsi covid-19. Pasca covid-19, tambah Kang Emil, Pemerintah Provinsi Jabar akan memaksimalkan sektor pertanian dan ketahanan pangan sebagai salah satu unggulan Jabar di masa depan dengan pemanfaatan teknologi digital. Dari sisi ketahanan pangan, target Jabar adalah swasembada dengan mengurangi impor secara bertahap. Kemudian, lanjut Kang Emil, perdagangan antar daerah juga akan lebih dikendalikan dengan tidak bergantung pada mekanisme pasar. “Ketahanan pangan ini juga berpengaruh terhadap inflasi yang kuncinya adalah jaminan pasokan dan mata rantai diperbaiki. Jangan sampai orang Bogor beli telur di Jakarta padahal telurnya berasal dari Sukabumi,” kata Kang Emil. Menurut Kang Emil, yang tak kalah penting adalah pemasaran dan pengembangan pangan pun harus memanfaatkan digitalisasi.(red)