Biasanya, Didin mengaku bekerja apa saja. Mulai dari kuli panggul padi, tukang bangunan, sampai tukang antar galon dari rumah ke rumah di Kecamatan Kota Baru.
“Ibu ya di rumah saja, sudah tua, tidak bisa apa-apa. Saya cari uang untuk ibu makan, untuk ibu beli obat. Dia sakit anemia,” lirih Didin, sambil menenggak air mineral di tengah terik matahari.
Didin tak menampik, jika selama Pandemi Covid-19. Ia dan ibunya mendapat sejumlah bantuan sosial dari pemerintah desa. Namun, kata dia, bantuan itu sangat tak mencukupi kebutuhan hidupnya dan keluarga.
Baca Juga:Got Tuparev Pencemar Citarum?Jelang Pilkada, Pejabat Polres Dirotasi
Karena itu, meskipun dihantui rasa takut terpapar Covid-19. Didin terpaksa harus berjualan bendera, demi menyambung hidup bersama ibunya.
“Kalau hari ini lumayan, jam segini (13.30 WIB, red) sudah ke jual tujuh bendera. Sudah pegang Rp. 175 ribu,” ucapnya bangga.
Didin mengaku sangat berharap Pandemi Covid-19 ini segera berakhir. Ia ingin bekerja dengan giat seperti dulu lagi. Meskipun hanya sebagai kuli serabutan.
“Kalau korona seperti sekarang kan, kita susah cari duit. Kalau nunggu dari pemerintah kan lama. Saya lebih suka berjuang sendiri untuk ibu. Saya lebih bangga,” pungkasnya. (**)