KARAWANG – Pemerintah diminta kebijakan soal ekspor bahan mentah khususnya kelapa bulat. Alhasil UMKM lokal yang memproduksi produk turunan kelapa seperti briket sempat kesulitan bahan baku.
“Saat ini, bahan baku kelapa mentah sempat mengalami penurunan karena banyak diekspor. Sehingga bahan baku kelapa sempat agak langka. Alhasil, harga bahan baku saat ini naik. Informasi dari pemasok di Sumatera dan Sulawesi, negara seperti Cina, Malaysia dan Vietnam mulai banyak membeli kelapa bulat,” kata Adi Gunardi (32) pelaku usaha briket asal Kecamatan Rawamerta, kemarin (1/9/2020).
Lanjut Adi, sebab sejumlah negara seperti Cina, Malaysia dan Vietnam mulai membeli banyak bahan baku kelapa. Indonesia merupakan negara penghasil kelapa terbesar di dunia. Namun, kata Adi, akhir-akhir ini berhembus isu soal kelangkaan kelapa karena diserbu eksportir.
Baca Juga:DPRD Setuju Lira Medika DisanksiBuka Layanan Jastip Saingi Ojek Online
“Karena ada kenaikan harga dan kelangkaan bahan baku mulai dirasakan. Sebab, sejumlah negara seperti Cina, Malaysia dan Vietnam mulai membeli banyak bahan baku kelapa,” ungkapnya.
Menurut Adi, beberapa bulan lalu, harga arang tempurung kelapa mencapai Rp 6 ribu per Kg. Namun saat ini, mencapai Rp 7 ribu per Kg. Saat bahan baku normal, Adi mengaku bisa memproduksi 20 ton briket sepekan. Namun tiga bulan terakhir, Adi hanya bisa membuat 10 ton briket sepekan.
“Kenaikan harga kabarnya disebabkan kelangkaan. Sebab selama pandemi corona, ekspor kelapa masih melesat,” jelas Adi.
Adi berharap, pemerintah harus mulai mengontrol ekspor kelapa. Sebab kata Adi, banyak UMKM yang memerlukan kelapa bulat sebagai bahan baku produk turunannya. “Kalau Indonesia mengekspor produk turunan kelapa, akan lebih bernilai dan berdampak baik,” ungkap Adi.
Sejak setahun lalu, muncul wacana supaya pemerintah membatasi ekspor kelapa bulat. Tujuannya supaya menambah keuntungan negara karena ekspor produk turunan memiliki nilai tambah. Namun sejumlah pihak berharap sebaliknya, sebab ekspor kelapa mentah dianggap bisa jadi solusi melimpahnya produksi kelapa karena tak terserap kebutuhan dalam negeri. (rie/red)