Rumah Sakit Izza dan Perhimpuna Dokter NU Gelar Operasi Bibir Sumbing

Rumah Sakit Izza dan Perhimpuna Dokter NU Gelar Operasi Bibir Sumbing
KERJASAMA: Acara operasi bibir sumbing gratis yang digelar RS Izza Cikampek yang bekerjasama dengan Ikatan Dokter NU.
0 Komentar

KARAWANG – RS Izza Cikampek bekerjasama dengan Perhimpunan Dokter Nahdatul Ulama (PWNU) PW Provinsi Jabar, menggelar operasi bibir sumbing dan celah langit-langit secara gratis. Acara digelar selama satu hari yakni pada Sabtu 26 September 2020 itu bagian dari kegiatan bakti sosial. Sedangkan untuk jumlah pasien yang daftar operasi bibir sumbing dan celah langit-langit sejumlah 18 pasien. “Kegiatan ini merupakan kegiatan bhakti sosial Kami tidak ada tujuan lain selain membantu warga,” ujar Direktur RS dr Dik Adi Nugraha Sp.B, Sabtu (26/9/2020). Ia berharap warga bisa menanfaaatkan kesempatan ini. Caranya sangat mudah yakni mendafatarkan diri langsung ke RS Izza Cikampek. “Mudah-mudahan kegiatan baksos ini bisa membantu warga. Untuk kegiatan sudah pasti menerapkan protokol kesehatan,” jelasnya. Dia menyampaikan, kegiatan baksos ini merupakan kegiatan rutin tahunan. Namun bentuknya berbeda-beda. Kali ini pihaknya menggarap baksos pengobtan bibir sumbing. “Intinya memang Rumah Sakit kami dasarnya adalah dakwah salah satunya berada di bidang kesehatan,” ujarnya. Amanah yang dibebankan dari pemilik adalah harus selalu terlibat dalam kegiatan-kegiatan sosial salah satunya yang seperti ini. Memang di tahun 2020 ini sudah dicanangkan. “Karena Kita paham betul bagaimana kondisi anak dengan celah bibir yang terbuka harus bersosialisasi di dalam lingkungan sekolah itu akan menjadi bulan-bulanan temannya,” ujarnya. Disinggung mengenai anggaran untuk operasi bibir sumbing, dia menyampaikan, kalau biaya normal di kisaran Rp5 sampai Rp7 juta. Dan untuk baksas kali ini tidak dikenakan biaya. “Sebenarnya kasus bibir sumbing ini 1 berbanding 1.000. Jadi gak banyak,” pungkas Adi seraya menyampaikan data. Sebanyak 12 anak yang menderita penyakit celah langit-langit atau kerap dikenal penyakit bibir sumbing, mendapatkan pelayanan operasi bibir sumbing secara gratis oleh Rumah Sakit (RS) Izza Cikampek. Kegiatan bakti sosial (baksos) yang dilakukan RS Izza yang berlokasi di Jalan Raya Ciselang Cikampek-Tirtamulya, melakukan kegiatan syiar dakwah di bidang kesehatan bersama Pengurus Dokter Nahdatull Ulama (PDNU) Provinsi Jawa Barat. Dikatakan Direktur RS Izaa, dr. Dik Adi Nugraha Sp.B mengatakan, kegiatan baksos yang berlandaskan syiar dakwah yang salah satu bentuk dakwahnya di bidang kesehatan sehingga amanah yang di amanahkan kepada pihaknya adalah untuk selalu terlibat di dalam kegiatan sosial, salah satunya adalah baksos operasi bibir sumbing secara gratis ini. Pada satu tahun silam, RS Izza juga melakukan baksos seperti operasi katarak. Dan untuk tahun ini, pihaknya merasa bersyukur bisa melakukan baksos operasi bibir sumbing secara gratis di tengah wabah pandemi Covid-19. “Kita setiap tahun agenda baksosnya berbeda-beda, tahun sebelumnya kita melakukan baksos operasi mata katarak secara gratis,” ungkap dokter spesialis bedah kepada KBE. Menurutnya, yang mendasari pihaknya untuk melakukan hal seperti tersebut, karena menurut pihak RS Izza, mereka (anak-anak) yang tidak memiliki fisik sempurna (bibir sumbing) juga bisa mendapatkan hal yang layak di lingkungan sekolah. “Karena kita faham betul dengan kondisi anak yang memiliki celah langit-langit atau bibir sumbing harus terbuka dengan kondisi lingkungan sekolahnya, saya pikir itu akan menjadi bulan-bulanan pembullyan si anak itu. Terlepas hal itu juga, fungsi bibirnya juga akan terganggu karena ada celah-celah langit di bibirnya,” ungkapnya. RS Izza juga memastikan untuk kegiatan pelaksanaan baksos tersebut, pihaknya terbebas dari Covid-19 karena pihaknya mengungkapkan telah melakukan Swab Test dan PCR dari awal penerimaan pendaftaran pasien baksos operasi bibir sumbing dari tanggal 30 Juli hingga 23 September 2020. “Total pasien operasi bibir sumbing yang mendaftar sebanyak 18 pasien yang di jangkau dalam 30 kecamatan se-Kabupaten Karawang, tapi yang lolos scrinning untuk dilakukan operasi bibir sumbing sebanyak 12 pasien,” ungkapnya. Dijelaskan lebih jauh, peserta itu awalnya ada 18 pasien yang mendaftar, namun setelah pihaknya lakukan scrinning sesuai dengan ketentuan-ketentuan seperti kualifikasi usia yang belum mencukupi. “Oleh karena itu dari 18 peserta pasien, hanya 12 peserta pasien yang dapat melakukan operasi bibir sumbing,” bebernya. Kendati begitu, sambungnya lagi, ke 6 peserta pasien yang tidak lolos kualifikasi usia, akan disusulkan untuk mendapatkan pelayanan operasi bibir sumbing secara gratis di tahap selanjutnya setelah kualifikasi usianya sudah mencukupi. “Mudah-mudahan acara ini dapat bermanfaat banyak bagi masyarakat utamanya untuk anak-anak yang menderita celah langit-langit atau bibir sumbing,” pungkasnya. Bakti sosial yang setiap dilakukan pada setiap tahunnya itu, pihaknya memastikan menjamin 100% tidak ada pemberlakuan khusus dengan melihat status sosial ekonominya kepada peserta pasien kegiatan bakso. (san/red)

0 Komentar