Pertanyaan kedua untuk Jimmy-Yusni adalah soal kesatuan bangsa dan politik identitas. Jimmy menutukan jika ia terpilih, ia dan Yusni akan memnta izin kepada DPD untuk memlot anggaran bagi ormas keagamaan sepertu NU, Muhammadiyah, Percis sampai FPI agar diberikan intensif layaknya KNPI atau Karang Taruna.Lalu Jimmy jga berniat memberikan insentif bagi babinsa dan babinkantbmas yang setiap hari selalu beada di tengah masarakat namun selama ini jarang terperhatkan oleh pemerintah daerah.
“Nanti mereka bertuga untuk membina umat dengan baik,” kata dia. Saya dan ibu wakil bupati serta teman-teman DPRD Kabpaten Karawang ke epan akan memnta persetujuan untuk memberikan intensf bagi babinsa, karena mereka yang langsung berurusan dengan masyaraakat,” kata dia.
Sesi 3-5 Panas Saling Sindir
Sesi ke-3 sampai 5 menjadi sesi yang cukp panas. Pada sesi di mana paa calon salng emberikan pertanyaan dan tangapan ini, selipan peratanyaan menyentil lawan disampaikan oleh para calon yang memantik respons serang balik dari paslon yang ditanya.
Yessi-Adly misalnya, dalam beberapa kesempata berbicara paslon ini selalu menyampakan banyak meerma keluhan dari masyarakat saat terjun ke titik-titik kampanye. Darimulai soal pertanian sampai urusan banjir yang belum terselesaikan. Namun di saat yang sama paslon ini menyampaikan sejumlah program dengan slogan unik seperti kopaja aau koak pelamar kerja yang akan disimpan disetiap desa agar pelamar kerja bisa langsung memasukan lamaran kerja dan databasenya akan terkumpul di bank data yang nantinya pemkab langsung memfasilitasi akses kepada pabrik-pabrik yang membutuhkan tenaga kerja.
Saling sindir agar tajam terjadi saat paslon nomor 2 bertanya kepada paslon 3, dan salng memberi tangapan. Wakil Bupati nomor urut 2 misalnya. Ia meminta pejelasan yang detai kepada paslon 2 soal pengentasan kemiskinan. Aep menyebut penanggulangan kemiskinan tak semudah bicara saja. Bahkan soal kartu wirausaha, Aep sangsi apakah perbankan mau diajak kerja sama sal kartu wirausaha Jmmy-Yusni. Lantaran semua perbankan, kata Aep punya aturan main menjalankan usaha. “Jangan sampai masyarakat nanti terobsesi dan hanya jadi hayalan,” kata Aep.