KARAWANG- Sembilan hari
menuju pemungutan suara Pilkada Karawang pada 9 Desember 2020, para pasangan
calon berburu suara swing voters atau pemilih rasional yang belum menentukan
pilihan. Swing voters dinilai menjadi salah satu penentu kemenangan para
kandidat. Untuk itu, para calon berupaya menarik suara mereka.
Calon wakil bupati nomor urut satu
Ahmad Adly Fayruz megungkapkan, ia dan Yesi Karya Lianti tetap akan turun ke
desa-desa hingga akhir masa kampanye Pilkada Karawang, yakni hingga 5 Desember
2020.
“Tetap turun ke desa-desa
membangun hubungan emosional dari hati ke hati, agar masyarakat memilih dengan
hati,” ujar Adly melalui pesan singkat kepada awak media, Senin (30/11).
Baca Juga:Tak Kantongi Izin, Aktivis Lingkungan Minta Bank Sampah Benteng Kreasi DitutupMasih Sulit Pandemi: Pemkab Bekasi Malah Usulkan Beli 4 Mobil Rp 2,8 M
Paslon yang diusung PDI-P, PAN, PPP, dan PBB ini mengaku bakal terus meyakinkan
masyarakat dengan program yang tak hanya di atas kertas semata.
“Kami berani melaksanakan untuk
dieksekusi (mengeksekusi program),” ucap Adly.
Paslon nomor urut 02 Cellica
Nurrachadiana – Aep Syaepuloh mengaku semakin optimistis. Paslon yang diusung
Partai Demokrat, PKS, Partai Nasdem, dan Partai Golkar ini menyebut masyarakat
sudah cerdas menilai mana calon yang mampu dan belum mampu untuk memimpin
Karawang.
“Semua calon baik. Ini kan
permasalahan yang tidak main-main,” kata Cellica.
Menurut Cellica, kemampuan calon untuk
memimpin Karawang ke depan juga tercermin dari debat publik pada 25 November
2020 lalu. “Terlihat dalam kemarin debat siapa yang layak,” ucap dia.
Upaya menarik suara swing voters juga
dilakukan paslon nomor urut 03 Ahmad Zamaksyari-Yusni Rinzani. Paslon yang
diusung PKB, Partai Gerindra dan Partai Hanura ini mengaku akan tetap bergerak.
“Kami tetap bergerak, menjalin
silaturahmi dan menyapa masyarakat kabupaten Karawang, serta meyakinkan
masyarakat dengan semua program kita,” ujar Yusni. Yusni mengungkapkan,
tak hanya swing voters dan pemilih pemula yang dibidik paslon 03, melainkan
semua kalangan.
“Semua kalangan tentunya harus
diraih,” kata dia.
Politik Uang
Sementara itu, Bawaslu menyatakan
Kabupaten Karawang menjadi salah satu daerah penyelenggaraan pemilihan bupatu
dengan potensi terjadinya politik uang yang cukup tinggi. Hal ini diketahui
setelah Bawaslu melakukan pemetaan dan menganalisa pada Pemilu dan Pilkada