Destinasi Wisata Bermunculan

Destinasi Wisata Bermunculan
PERCANTIK DESA: Perlahan Desa Kertarahayu, Kecamatan Setu, Kabupaten Bekasi mulai menata potensi pariwisata lokal. Satu di antaranya Jembatan Gantung Atau Sasak Mare yang kini tampilannya dipercantik.
0 Komentar

CIKARANG– Sektor pariwisata tetap menjadi prioritas Desa Kertarahayu Kecamatan Setu Kabupaten Bekasi dalam alokasi pengunaan dana desa pada tahun anggaran 2021. Kepala Desa Kertarahayu, Rudi Catur Pribadi, menjelaskan pada tahun depan pihaknya akan menganggarkan pembangunan destinasi wisata lokal terbaru. Destinasi itu bernama Jembatan Bendungan Ciranggon atau Jembatan Benci. Di dekat jembatan itu nanti ada taman yang dapat menjadi tempat para wisatawan berkumpul, bersantai, dan berswafoto. Rudi mengaku yakin akan destinasi wisata itu karena berada di jalan utama Desa Kertarahayu yang selalu dilalui para pengendara, terutama para pesepeda pada hari libur. “Jadi kita buat Taman Benci. Benci itu singkatan Bendungan Ciranggon. Nanti ada tempat bersantai. Kita juga berencana bikin jembatan gantung lagi,” ucap dia kepada media. Untuk parawisata, pihaknya berencana menganggarkan kurang-lebih Rp400 juta. Rudi berkomitmen mengukuhkan status desa wisata untuk Kertarahayu. Sementara itu, Ketua Badan Pemusyawaratan Desa (BPD) Kertarahayu, Dedi, menjelaskan pemerintah desa berkkomitmen untuk mengembangkan dan merawat destinasi wisata. “Ada Sasak Mare yang sempat viral. Sekarang kita sudah cat lagi menjadi semakin menarik. Kita harap, makin banyak warga yang datang ke sini lagi,” ucap dia. Di Kertarahayu, kata dia kini ada total 5 destinasi wisata seperti Jembatan Pelangi, Villa Duren, dan lainnya. Dia mengajak warga Bekasi untuk mengunjungi desa yang dikenal dengan pemandangan alam yang masih asri itu. “Saya mengajak masyarakat berkunjung ke Sasak Mare dan destinasi wisata lainnya. Dan jangan lupa untuk selalu menaati protokol kesehatan dan 3M,” demikian dia. Desa Kertarahayu memang dikenal sebagai desa wisata, dan desa itu dikenal warga juga sebagai desa tanpa perumahan. Kepala Desa Kertarahayu Rudi Catur Pribadi dengan tegas menyatakan tidak akan mengizinkan pembangunan perumahan di wilayahnya. “Dari awal memang kita ingin tetap mempertahankan desa kita yang alami. Makanya kita tidak izinkan perumahan dibangun di Desa Kertarahayu,” ucap Rudi. Akibat pendirian ini, Rudi mengaku menjadi tidak disukai oleh para pengembang yang membangun perumahan di desa tetangga. Meski demikian, ia akan tetap kukuh pada pendiriannya. “Ketika pencalonan (pilkades, Ed) kemarin, ada developer yang tidak suka saya, karena tidak mau ada perumahan di Desa Kertarahayu. Ada salah satu developer lokal yang terus mendesak untuk dibangun perumahan,” katanya. Sikap Rudi mendapat dukungan dari warga desa dan pejabat pemerintahan daerah. “Kalau ada perumahan di sini, kampungnya jadi hilang. Kita ingin sekali-kali mendapat kesejukan. Masa harus ke Sukabumi dulu?” imbuhnya. Berdasarkan penulusuran di jalan utama desa ini, tidak ada perumahan terlihat mulai dari batas awal di dekat Desa Ciledug sampai ke bagian perbatasan dengan Serang Baru. Desa Kertarahayu dilabeli sebagai desa wisata oleh Pemkab Bekasi. Kendati belum ada satupun objek wisata di sana, kelompok sadar wisata (Pokdarwis) telah dibentuk. Setidaknya ada 3 bakal tempat objek wisata yang akan dibangun mulai 2020, yakni kolam renang, taman desa, dan bumi perkemahan. Selain itu, saat ini Desa Kertarahayu dikenal sebagai jalur gowes. Pemandangan alam yang masih asri ditambah dengan jalur meliak-liuk naik-turun menjadi keistimewaan desa itu. Pada 2017, TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) digelar di desa ini. Salah satu yang dibangun adalah Jembatan Mare (Sasak Mare, Ed) yang menghubungkan Kertarahayu dengan wilayah Serang Baru. (dim/red)

0 Komentar