Melihat dari Dekat Megahnya Kapal FSRU Jawa Satu
Kapal Floating Storage Regassification Unit (FSRU) Jawa Satu, yang berbendera Indonesia sudah angkat sauh dari Galangan Kapal Samsung Heavy Industries di Geoje, Busan, Korea Selatan. Kapal merah berukuran raksasa itu, berlayar menuju Cilamaya, Karawang, Indonesia. Bagian dari PLTGU Jawa-1 tersebut, diprediksi sampai Cilamaya pada bulan Februari 2021.
WAHYUDI, Cilamaya Wetan
KEPADA KBE, Pelaksana Tugas Direktur Utama PT Jawa Satu Power (JSP) Indra Trigha mengatakan, Kapal FSRU Jawa Satu, sudah berangkat dari Busan, Korea Selatan, menuju Cilamaya, Indonesia, Selasa, (5/1) sekitar pukul 11.45 waktu Korea Selatan. Atau 09.45 WIB.
Dia memperkirakan, kapal ini bakal berlabuh di fasilitas mooring Cilamaya, Karawang, Jawa Barat, pada kisaran pekan kedua atau ketiga bulan Februari 2021 mendatang.
Baca Juga:DARURAT! KARAWANG SIAGA 1 COVID-19Tatap Muka Perlu Pertimbangan Matang
Pada Desember 2020 lalu, Kapal FSRU ini resmi diberi nama “Jawa Satu” oleh Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati, yang juga didaulat menjadi Godmother of the vessel.
Indra mengatakan, pada 31 Desember 2020, Samsung Heavy Industries menyatakan pembuatan kapal itu sudah selesai dan langsung menyerahkannya ke JSP.
“Itu artinya kapal siap diberangkatkan dan tadi mulai berlayar sekitar pukul 11.45 waktu Korea atau 09.45 ,WIB” kata Indra melalui siaran pers, selasa (5/1/2020).
Indra bilang, meski pun dibuat di Korea Selatan. Kapal FSRU Jawa Satu langsung berlayar dengan bendera Indonesia. Secara keseluruhan, ada 35 awak kapal yang berada di kapal ini. Dimana, 31 orang di antaranya, termasuk nakhoda, berkewarganegaraan Indonesia. Sedangkan empat lainnya, merupakan awak kapal asing.
Dalam pelayaran ini, lanjut Indra, Kapal FSRU Jawa Satu ini tidak langsung ke Cilamaya. Pada 17 Januari nanti, rencananya kapal akan merapat dulu di Bontang, Kalimantan Timur. Kapal itu, tepatnya, akan berlabuh di Terminal Liquefied Natural Gas (LNG) milik PT Badak LNG.
Di sana, kapal FSRU akan menjalani proses cooling down atau pendinginan untuk semua fasilitas regasifikasi dan tangki LNG.
Indra menambahkan, proses pendinginan ini dengan mengalirkan LNG sebanyak 13.300 meter kubik ke fasilitas kapal. Baru setelah itu kapal melanjutkan perjalanan lagi.