Data Kartu Tani Masih Semrawut

Data Kartu Tani Masih Semrawut
SUSAH: Seorang petani di Karawang sedang menebar pupuk di lahan sawahnya.
0 Komentar

PETANI TAK TERDATA, MALAH DISURUH TUNGGU TAHUN DEPAN

KARAWANG- Meski dikenal sebagai kota lumbung padi, Kabupaten Karawang nyatanya masih lemah dalam urusam pengelolaan sektor pertanian. Hal ini dapat dibuktikan dari sering terjadinya harga padi yang fluktuatif, bahkan cenderung rendah. Termasuk, terjadinya kelangkaan pupuk subsidi yang hampir terjadi setiap tahun. Untuk memperbaiki sistem distribusi pupuk, Pemerintah Kabupaten Karawang, melalui Dinas Pertanian Kabupaten Karawang, mulai menjalankan sistem kartu tani. Hal ini sudah sesuai dengan instruksi pemerintah pusat, melalui Kementrian Pertanian. Namun nyatanya, proses berjalannya program kartu tani di Karawang tak semulus harapan. Lemahnya pengelolaan komputerisasi data disebut-sebut jadi faktor utama yang membuat penerapan sistem ini berjalan lamban. Bahkan, penerapannya masih ditunda-tunda dengan alasan sedang penyempurnaan sistem. Sampai sekarang, sistem ini tak kunjung selesai. Hal itu juga sudah diakui oleh Kepala Bidang Sarana Prasarana, Distan Karawang, Entoh Hendra Permana. “Seharusnya sistem kartu tani ini bisa berjalan mulai 2 Januari 2021 kemarin. Tapi belum bisa, karena masih ada penyempurnaan sistem. Ada 2 sistem lagi yang lagi kita sempurnakan,” ungkap Entoh kepada KBE, rabu (20/1/2021). Entoh bilang, belum seluruh petani di Karawang terdaftar sebagai peserta kartu tani. Hal ini terjadi, karena kesemrawutan proses pendataan. Entoh mengakui, jika pihaknya masih lemah dalam proses digitalisasi data. “Menurut data yang sudah diinput, penerima kartu tani di Karawang sekitar 56 ribuan. Itu juga belum semua petani dapat. Karena pada saat proses verifikasi oleh PPL, banyak yang datanya tidak sesuai,” jelas mantan Sekcam Cilamaya Wetan ini. “Kendala kita juga terjadi karena kekurangan tenaga PPL. Dari 309 desa dan kelurahan di Karawang. PPL kita hanya 200-an orang. Idealnya, satu desa satu PPL,” imbuhnya. Meski belum semua petani mendapat kartu tani, kata Entoh, sistem pendaftarannya sudah ditutup pemerintah pusat pada 15 Januari 2021 kemarin. Bagi para petani yang tidak kebagian harus sabar menunggu sampai proses updating data tahun depan. “Bagi yang belum punya ya tunggu update data tahun depan. Tapi yang masuk e-RDKK tetap bisa ko menembus pupuk,” tandasnya. Entoh menjelaskan, fungsi kartu tani ini sebenarnya sama dengan kartu ATM pada umumnya. Bisa digunakan para petani untuk menabung juga transaksi umum. Namun bedanya, kata dia, kartu tani sudah terhubung dengan sistem e-RDKK. Jadi, para petani tidak bisa membeli pupuk di luar takaran yang sudah tercantum di kartu tani mereka.

0 Komentar