Untuk mengetahui seberapa berpengaruhnya politik uang dalam Pilkades. KBE secara ekslusif menyelusuri desa-desa di Karawang yang bakal menggelar Pilkades.
Saat ditanya tentang hal ini, respon dari warga sangat beragam. Jelas, politik uang selalu menimbulkan pro dan kontra dilingkungan masyarakat.
“Iya saya mah pilih yang kasih uang jalannya gede ajah pak,” kata seorang ibu di Kecamatan Majalaya.
Baca Juga:HARI INI VAKSINASI DIMULAITok! Cellica-Aep Dilantik 17 Februari
“Saya pikir masyarakat sudah dewasa ya. Mereka punya pilihan sendiri. Soal uang cendol mah, kadang di ambil uangnya saja. Pilihan tetap yang di hati,” ujar Taufik, warga Desa Rawagempol Wetan, Cilamaya Wetan.
Jika melihat banyaknya calon yang bakal bertarung di Pilkades serentak tahun ini. Diperkirakan uang yang berputar dalam Pilkades pun akan sangat besar.
Apa lagi, DPMD Karawang telah menetapkan. Batas maksimal calon kades yang akan bertarung dalam Pilkades sebanyak 5 orang. Sementara tahun ini ada 177 desa yang Pilkades. Jika rata-rata di satu desa ada 3 calon yang bertanding. Dengan modal rata-rata mereka Rp. 200 jutaan. Maka bukan hal yang mustahil, ada triliunan rupiah uang yang berputar dalam Pilkades.
Saat dimintai pendapatnya, Pendamping Desa Kecamatan Cilamaya Wetan, Syukron mengamini, apa yang coba diilustrasikan redaksi KBE.
“Mungkin bukan miliaran lagi. Tapi triliunan rupiah. Makanya ini perlu di awasi,” kata Syukron.
Tak bisa dipungkiri, literasi hukum masyarakat di tingkat desa memang sangat rendah. Meski pun mereka melihat ada pelanggaran hukum disekitarnya. Acap kali mereka cuek. Justru terkadang, mereka ikut berperan didalamnya.
Kesempatan ini yang kemudian dimanfaatkan sejumlah oknum, untuk merebut kursi kekuasan di tingkat desa. Padahal, seperti diketahui, pemimpin hasil politik uang. Biasanya ingin modal pencalonannya segera kembali. Dan mengorbankan kepentingan rakyat yang ia pimpin. Meski pun tak semua kades bersikap begitu.
Baca Juga:Berawal dari Mimpi ke Tanah Suci Mekah3.920 Vaksin Datang Juga
Syukron menegaskan, kepala desa yang menang dari hasil politik uang. Dipastikan tidak akan bagus kerjanya untuk masyarakat. Ia menyebut, jika biaya politik yang dikeluarkan sangat besar. Maka akan semakin besar pula niatan sang kades untuk membuat modalnya kembali.