KARAWANG- Banjir di Karawang makin meluas. Dari desa-desa bantaran sungai, hingga pusat kota tak luput dari genangan. Dari gedung swasta, sampai kantor pemerintahan terkepung air. Banjir yang merata membuat proses evakuasi mengalami kesulitan, kurangnya alat membuat situasi kian runyam. Pekan lalu, Karawang terendam banjir, namun lokasi banjir terjadi hanya di sekitar desa-desa yang memang langganan banjir. Namun banjir pekan ini, situasinya berdeda. Pusat-pusat kota dan perumahan elite juga merasakan hal serupa. Kejadiannya sama seperti banjir 2010 lalu, dengan porsi yang lebih parah. Berdasarkan pantauan Tim Reaksi Cepat (TRC) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), banjir Kabupaten Karawang mulai terjadi pada pukul 22.00 WIB, Sabtu 20 Februari 2021. “Sebanyak 34 desa di 15 kecamatan terdampak banjir. Banjir disebabkan antara lain akibat hujan intensitas tinggi dan luapan Sungai Citarum,” ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati dalam siaran tertulis BNPB, Jakarta, Minggu (21/2/2021). Menurut dia, 15 kecamatan terdampak tersebut yaitu Kecamatan Rengasdengklok, Telukjambe Barat, Tirtajaya, Pedes, Cikampek, Purwasari, Ciampel, Pangkalan, Klari, Tempuran, Tirtamulya, Jatisari, Rawamerta, Karawang Barat dan Cilamaya Wetan. Jumlah warga terdampak mencapai 9.331 kepala keluarga atau 28.329 jiwa, sedangkan 1.075 kepala keluarga di antaranya atau 4.184 jiwa mengungsi.
Banjir mengakibatkan 8.539 unit rumah terendam dan sejumlah infrastruktur terdampak. Petugas di lapangan masih terus melakukan pendataan lanjutan.
“Merespons banjir tersebut, BPBD Kabupaten Karawang bersama TNI, Polri dan organisasi perangkat daerah terkait serta sukarelawan membantu evakuasi warga di lokasi terdampak. BPBD juga mengoperasikan dapur umum untuk penyediaan kebutuhan nutrisi warga terdampak banjir,” kata Raditya Jati.
Tidak semua warga yang mengungsi menuju titik pengungsian, sebagian warga mengungsi ke rumah kerabat, masjid dan hotel. Sedangkan BNPB telah memberikan dukungan berupa pendampingan pos komando penanganan banjir, bantuan dana siap pakai sebesar Rp 250 juta, masker 10.000 buah, selimut 80 buah dan lampu garam 300 buah.
BNPB juga mendukung 1 perahu karet dan 10 buah pelampung yang dibutuhkan saat evakuasi warga.
Pemerintah Kabupaten Karawang sebelumnya telah menetapkan status tanggap darurat bencana banjir terhitung 8-21 Februari 2021.