Anggaran Tembus Rp 80 M, Disinyalir Korupsi Gede-gedean
KARAWANG- Proyek amburadul siphon Sungai Cikaranggelam yang menghabiskan uang negara kurang lebih Rp 80 miliar menjadi biang kerok banjir di wilayah Cikampek. Khususnya di Perumahan BMI 1 dan 2 yang kerap jadi lokasi banjir parah di Karawang. Namun, sejauh ini belum ada tindakan apa pun baik dari pemerintah maupun penegah hukum untuk mengusutnya. Tahun 2018-2019, tanggul siphon dawuan atau Cikaranggelam mulai dikerjakan. Namun baru setahun dikerjakan, tanggul sudah ambrol. Dampaknya cuup mengerikan bagi masyarakat setempat. Banjir menjadi langganan mereka setiap hujan turun dengan intensitas lebat. Lokasi proyek amburadul itu berada tepat di Desa Dawuan Tengah Kecamatan Cikampek. Diketahui perusahaan yang mengerjakan proyek puluhan miliar itu adalah PT Basuki Rahmat Putra, perusahaan yang sempat jadi sorotan pada tahun 2016 lalu saat dirutnya saat itu terlibat kasus penyuapan—jadi perantara suap yang menyebut-nyebut nama Kejati DKI Jakarta saat itu. Siang senin, (22/2/2021) mahasiswa yang tergabung pada Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Karawang mengecek lokasi siphon yang memiliki lubang diameter sekira 2 meter itu. Saat dicek, ternyata lubang siphon itu tidak memakai pipa berukuran sama dengan diameter lubang yang ada melainkan menggunakan pipa berukuran 1 meter. Pipa itu ditumpuk-tumpuk sebanyak empat batang. Kondisinya menjadi kian acak-acakan. “Pemerintah daerah,provinsi dan pusat harus mengusut tuntas hasil proyek yang telah dilaksanakan ini. Agar tidak terjadi di saluran perairan yang lain guna menjaga pembangunan di Karawang tidak menjadi bencana bagi warga Karawang. Ingat bencana banjir adalah bencana yang paling terkalkulasi,” kata Sekretaris PC PMII Karawang, Maulana Malik Ibrahim. Tak hanya kondisi tanggul siphon yang amburadul, kondisi sungai Cikaranggelam pun terpantau menglami pendangkalan serta penyempitan yang menggangu aliran air di sungai yang mengakibatkan air sangat mudah meluap. “Perlu adanya normalisasi sungai perairan di seluruh irigasi karena sudah mulai banyak pendangkalan dan penyempitan aliran peraira,” tutur dia. Pengerjaan proyek tanggul siphon yang memakan uang negara puluhan miliar nin sebenarnya sudah berkjali-kali dikeluhkan warga sejak tahun 2019 atau sejak baru rampung. Dari awal, warga memprotes lantaran PT Basuki Rahmat Putra mengerjakan proyek dengan acak-acakan. Bahakan catatan KBE, beberapa kali warga Dawuan sempat melakukan aksi demo. Siphon di Cikaranggelam total semuanya ada 4 dengan diameter lubang masing masing dua meter. Dengen menyempitnya ukuran pipa, disinyalir membuat bangunan tidak kuat menahan debit air yang deras. Tak janya itu saja, pengecoran tanggul yang diduga harusnya sepanjang 50 meter, hanya dikerjakan sepanjang 9 meter. (bbs/mhs)