KARAWANG- Petani garam di Karawang, menolak rencana pemerintah mengimpor garam. Rencana itu dipandang bakal membuat petani semakin menjerit. Ketua Koperasi Garam Segarajaya Karawang Aep Suhardi meminta pemerintah membatalkan rencana impor garam. “Tunda dulu, sebentar lagi memasuki musim panen,” ujar Aep saat dihubungi awak media, Kamis (18/3/2021). Aep mengatakan, jika impor dilakukan, maka petani garam semakin susah. Apalagi setelah pandemi Covid-19 terjadi. Musim panen garam terjadi pada bulan Juli hingga Oktober. Aep meyakini bahwa petani garam di seluruh Indonesia mampu memenuhi target kebutuhan garam dalam negeri. Seperti di Karawang, satu petani rata-rata menghasilkan 6 ton. Bahkan pada 2019, mampu menghasilkan 11.000 ton garam. Dalam gudang Koperasi Garam Segarajaya saja, menurut Aep, masih terdapat 6.000 ton. Ia mengungkapkan, pemerintah enggan menyerap garam rakyat, karena beralasan kualitasnya jelek. “Selama ini kami menjual secara lokal saja, Rp 300 per kilogram. Kalau impor mematikan petambak garam,” kata Aep. (bbs/mhs)