Bisa jadi, kata dia, sewa hotel yang dibooking sebenarnya misal 100 hotel, tetapi yang terpakai hanya 50 hotel. Sehingga terjadilah ‘kelebihan bayar’ sewa hotel yang bisa ‘dimainkan’ lewat SPJ fiktif.
“Tapi kalau pembuktian seperti ini akan lemah. Tinggal kongkalikong dengan pihak hotel dengan bukti kwitansi pembayaran. Tapi nanti tinggal di cek di pembayaran pajaknya, apakah 100% atau tidak,” terangnya.
Ia meminta pihak penegak hukum harus segera membandingkan antara biaya sewa hotel yang sudah dilakukan (disewa) dengan harga sewa hotel awal. Karena membacara pernyataan dr. Nanik yang menyatakan harga sewa Hotel Karawang Indah dan Grand Pangestu yang mencapai Rp 650 hingga Rp 700 ribu, maka sebenarnya semua publik Karawang sudah mengetahui jika biaya sewa kedua hotel tersebut hanya setengahnya antara Rp 350 hingga Rp 400 ribu.
Baca Juga:BumDes Harus Berfungsi OptimalProduk Garam Treatment Karawang Siap Dipasarkan
“Kemudian pertanyaanya, kenapa sewa hotel juga tidak memesan lewat aplikasi atau melalui agensi yang harganya jauh lebih murah. Kenapa mereka (oknum pejabat) mengambil harga yang paling mahal?. Dalihnya apa coba kalau begitu,” tanya Gabriel.
Disinggung mengenai rencana Pemkab Karawang yang tidak akan menyewa hotel lagi untuk tempat isolasi pasien covid-19 terhitung April 2021, melainkan akan membuat pos terpadu di setiap kecamatan atau desa, Gabriel mengaku akan mendukung rencana perubahan tempat isolasi pasien covid-19 tersebut. Karena memang sistem isolasi dengan cara sewa hotel terlalu pemborosan untuk APBD Karawang.
Namun demikian Gabriel menyindir, jangan sampai perubahan kebijakan ini muncul lantaran adanya masalah dugaan cashback fee hotel.
“Kalau dibilang mendukung sih saya mendukung saja. Justru karena sewa hotel inilah yang membuat pemborosan anggaran. Ya, mending begitu, dari pada anggaran membengkak terus buat sewa hotel sampai masih punya utang 10 miliar lebih,” tandasnya.
Sementara itu, Nanik kepada KBE memberikan penjelasan ihwal kenapa angka sewa kamar untuk pasien hotel isolasi covid-19 menjadi mahal. Ia menuturkan, harga sebagaiama ia sebut, sudah termasuk tanggungan makan sehari tiga kali. Snack sehari dua kali. Dan jasa laundry.
Nanik menceritakan, enam hotel yang dipilih merupakan hotel yang mau dijadikan tempat isolasi setelah ia muter-muter ke hotel-hotel lain di Karawang, sebelumya. Namun dengan hasil nihil. Alias tidak hotel yang mau dijadikan tempat isolasi pasien covid-19.