Nelayan Tangkolak Bangun Masjid dari Hasil Kompensasi

0 Komentar

Nelayan di Dusun Tangkolak, Desa Sukakerta, Kecamatan Cilamaya Wetan, sedang berbunga-bunga. Sejak pekan kemarin, Kompensasi PHE-ONWJ sudah cair di desa ini. Ratusan nelayan di sana pun, mendadak jadi jutawan.

KOMPENSASI PHE-ONWJ diberikan akibat kebocoran kilang minyak di anjungan YYA-1, pada Juli 2019 silam. Karena kejadian itu, nelayan di pesisir Karawang dirugikan. Lantaran tak bisa melaut selama berbulan-bulan lamanya.
Sesuai data yang dirilis PHE-ONWJ. Lebih dari 14 ribu nelayan di Karawang akan menerima kompensasi mulai tahun ini. Nilai kompensasi itu berbeda-beda besarannya. Sesuai dengan besar kerugian dan profesi dari masing-masing warga di pesisir.
Ada pun besaran kompensasi itu, untuk nelayan kapal akan mendapat dana kompensasi sebesar Rp. 10.896.470, sedangkan nelayan pinggir mendapat Rp. 7.100.287. Di Kampung Nelayan Tangkolak sendiri, kebanyakan warga terdaftar sebagai nelayan kapal. Rata-rata dari mereka sudah menerima kompensasi dengan nilai fantastis itu.
Sebagai bentuk rasa syukur atas apa yang sudah mereka dapat. Para nelayan disana sepakat, untuk menyumbangkan sebagian hasil kompensasi itu, untuk pembangunan Masjid Baetusa’adah.

Kepada KBE, Kepala Desa Sukakerta, Bukhori mengatakan, di Desa Sukakerta terdapat 974 nelayan yang terdaftar sebagai penerima kompensasi PHE-ONWJ. Mereka, terbagi menjadi beberapa golongan data. Yakni, data A dan B sebanyak 768 orang. Sedangkan data C sebanyak 206 orang.

Baca Juga:Siswa, Guru dan Kepala Sekolah Adu PintarLibur Paskah, Tol Japek Macet

“Warga sudah sepakat untuk menyumbangkan sedikit uang kompensasi, untuk menyelesaikan pembangunan masjid di Dusun Tangkolak,” ungkap Bukhori, Sabtu, (3/4/2021) saat diwawancara KBE, di ruang kerjanya.

Bukhori bilang, rata-rata nelayan di Dusun Tangkolak menyumbang Rp. 100 ribu untuk finishing masjid terbesar di dusun itu. Jika dikumpulkan, pihaknya menargetkan sedikitnya Rp. 70 juta. Untuk menyelesaikan bangunan masjid tersebut.

“Bahkan, warga sangat antusias. Tidak sedikit dari mereka yang menyumbang lebih,” katanya, penuh haru.

Masjid Jamie Baetusa’adah sendiri, dibangun sejak tahun 2018 silam. Dimana pembiayaan dari nol sampai selesai, ditanggung patungan oleh warga di Dusun Tangkolak.

Bukhori mengungkapkan, sampai tahap 95 persen sekarang. Bangunan masjid itu sudah menghabiskan biaya sekitar Rp. 2,1 miliar. Anggaran sebesar itu, seluruhnya murni hasil swadaya nelayan disana.

0 Komentar