Dibantu Dinas Koperasi, Produknya Mau Dibeli Peruri
KARAWANG – Pesisir Utara Kabupaten Karawang menyimpan banyak sekali produk UMKM. Salah satu andalannya yaitu produk garam, yang dikelola Koperasi Garam Segara Jaya. Di Desa Ciparagejaya, Kecamatan Tempuran. Tak tanggung-tanggung, salah satu Koperasi yang dibina program One Village One Product (OVOP) itu. Mampu memproduksi 16 ribu ton garam, dalam satu tahun masa panen. Ketua Koperasi Garam Segara Jaya, Aep Suhendri menuturkan, koperasi mereka merupakan gabungan dari tiga desa dan tiga kecamatan di pesisir. Selama ini, mereka hanya memproduksi garam krosok. Atau yang lebih dikenal dengan garam rakyat. Harga garam rakyat di pasaran sendiri cukup murah. Tahun lalu, harga garam krosok turun drastis hingga Rp. 300 per kilogram. “Melalui program OVOP, kita dibantu alat untuk bisa memproduksi garam industri. Dengan harapan, harga jual yang lebih baik,” ujar Aep saat diwawancara KBE, senin (5/4/2021). Dia bilang, harga garam industri saat ini terbilang cukup tinggi. Yaitu diangka Rp. 2.500 per kilogram. Dengan bantuan pelatihan dari Pemkab Karawang, melalui Dinas Koperasi dan UKM Karawang. Koperasi Garam Segara Jaya, siap memproduksi garam industri dan di jual ke pasar besar di Karawang. “Selama ini pemerintah melihat garam kami kualitasnya rendah. Padahal, sekarang sudah sangat siap bersaing. Bahkan, kita akan memproduksi garam industri dan garam yodium (konsumsi,red),” katanya. Disisi lain, Kabid Pengembangan Koperasi, Diah Mira Desi Avianti mengatakan, bahwa produk garam asal Cilamaya itu sudah dilirik perusahaan besar sekelas Peruri. “Kami sedang membuka kerja sama dengan Peruri. Diharapkan, produk ini juga bisa masuk di perusahaan-perusahaan lain yang membutuhkan garam industri,” kata Diah, usai membuka pelatihan OVOP di Cilamaya. Sementara itu, Staf Program Kemitraan dan Bina Lingkungan PT Peruri, Tupar menambahkan, bahwa Peruri akan membuka lebar-lebar kesempatan pada semua UMKM dan siap bekerja sama. Namun demikian, kata Tupar, pihak calon pemasok kebutuhan Peruri. Harus lebih dulu melalui rangkaian proses dan cek kualitas. Sesuai dengan standarisasi perusahaan. “Kebetulan saat ini kami sedang penjajakan dulu, kalau produknya cocok, mungkin bisa dipasok ke Peruri,” ungkap Tupar. “Memang Peruri membutuhkan garam industri, sebagai salah satu komponen pencetakan uang,” timpalnya. (wyd/rie)