berdimensi ibadah spiritual, tetapi juga mengajarkan akhlak horizontal
(mu’amalah), khususnya dalam bidang bisnis,” terang mantan aktivis PMII
ini.
Ihsanudin juga berharap pesan implisit Ramadan patut
dijadikan masukan dalam membangun perekonomian umat dan bangsa ke depan.
Pembangunan harus dimulai dengan membangun nilai-nilai
ekonomi syariah dalam kehidupan. Pemberdayaan sumber daya rakyat berdasarkan
nilai-nilai Qur’ani harus diprioritaskan.
Baca Juga:PHK Sepihak, Mantan Pekerja Laporkan BRI KCP DepokDiikuti 109 Peserta, SMK Rosma Gelar Vaksinasi Kedua
“ Gagasan negara sejahtera dapat terwujud, apabila
pembangunan fisik dan ketaqwaan harus berjalan seimbang. Inilah model
pembangunan ekonomi yang ideal. Selain factor faktor produksi, tingkat
ketakwaan juga merupakan “driving force” pembangunan ekonomi umat,” paparnya
lagi.
Pada bagian lain Ihsanudin menegaskan, hadirnya ramadan diharapkan mampu menjadi spirit kebangkitan ekonomi umat, khususnya di Jawa Barat. Dan Pemprov Jabar harus memiliki kebijakan yang pro ekonomi umat. (shn)