DAERAH-DAERAH TETANGGA MULAI BATASI WARGANYA MASUK KARAWANG
KARAWANG – Dinas Kesehatan (Disnkes) Karawang menyebut persediaan peti mati untuk jenazah pasien covid-19 sudah habis. Untuk mengantisipasi lonjakan pasien covid-19 yang meninggal, Dinkes mengajukan penambahan peti mati. “Untuk ketersediaan peti mati memang sudah habis karena yang meninggal cukup banyak juga. Tapi kami sudah mengajukan penambahan peti mati dan dalam waktu dekat sudah tersedia,” kata Kepala Dinas Kesehatan, Endang Suryadi, Rabu (23/6/2021). Menurut Endang, penambahan pasien covid-19 yang meninggal naik cukup signifikan. Sehingga kebutuhan peti mati juga harus ditambah dengan cepat. “Kami sudah kordinasi dengan beberapa kecamatan agar segera memasok peti mati. Nantinya peti mati itu tidak terpusat di Dinkes, namun disebar di lima wilayah agar memberikan kemudahan bagi masyarakat,”, katanya. Endang mengatakan masalah distribusi peti mati untuk pasien covid-19 yang meninggal dunia memang sempat bermasalah.Beberapa kecamatan kesulitan mengambilnya. “Nanti akan kita benahi sistemnya di mana pendistribusian peti mati akan dititipkan dari perwakilan beberapa kecamatan, tidak harus ke dinkes,”katanya. Menurut Endang, rencananya dari 30 kecamatan di bagi lima wilayah penitipan peti mati. Nanti akan ditentukan kecamatan mana yang dititipi. “Akan kita atur sedemikian rupa agar masyarakat tidak kesulitan lagi mendapatkan peti mati,”katanya. Wakil Ketua DPRD Meninggal Gedung wakil rakyat DPRD Karawang menjadi kluster penularan Covid-19. Sebanyak lima orang anggota dewan dikabarkan positif terpapar Covid-19. Satu di antaranya menghembuskan nafas terkahir, kemarin (13/5/2021). Ia adalah Deden Rachmat, Wakil Ketua Komisi lll Karawang dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Deden meninggal setelah menjalani enam hari masa perawatan di Rumah Sakit Primaya Karawang. Ketua DPRD Karawang, Pendi Anwar mengungkapkan, saat ini ada belasan anggota dewan di DPRD Karawang yang terpapar Covid-19. Dimana salah satunya ialah Deden Rachmat, yang meninggal kemarin. “Iya benar, Pak Deden Rachmat meninggal. Lima dewan positif, termasuk almarhum (Deden),” ungkap Pendi Anwar, Rabu, (23/6/2021). Untuk mengantisipasi penularannya semakin meluas. Pendi Anwar menyebut, dalam waktu dekat pegawai di DPRD Karawang akan melakukan Work Form Home (WFH). Disinggung soal sumber penularan yang terjadi di cluster DPRD Karawang, Pendi menduga semuanya terpapar dari cluster keluarga. “Kalau sumbernya tidak tau, kemungkinan dari cluster keluarga,” ujarnya. Di tempat lain, Kepala Bagian Humas dan Perencanaan Program DPRD Karawang, dr. Dwi Susilo mengungkapkan, saat ini ada lima orang anggota DPRD Karawang yang terpapar Covid-19. Satu diantaranya meninggal dunia. Kata dr. Dwi, Wakil Ketua Komisi lll DPRD Karawang, Deden Rachmat menghembuskan nafas terkahir sekitar pukul 08.25 WIB di RS Primaya Karawang. “Itu benar terkonfirmasi positif (covid-19), sudah lama juga dirawatnya,” ungkap dr. Dwi. Saat ini, lanjut dr. Dwi, empat anggota dewan lain yang masih positif sedang menjalankan isolasi mandiri. Tiga orang yang tanpa gejala dirawat di rumah, sementara satu lainnya di rumah sakit. “Dari lima itu, satu meninggal dan satu lagi masih di rawat di rumah sakit,” paparnya. Tak jauh beda dengan Pendi Anwar, dr. Dwi juga mengaku jika sulit untuk melacak sumber penularan di cluster DPRD Karawang. Pasalnya, para anggota dewan yang positif itu. Belakangan ini sangat padat agenda kegiatannya. “Kami sulit untuk melacak dari mana asal virusnya, karena mereka banyak sekali kegiatannya,” kata dia. “Saat ini sedang WFH ya, 25 persen pegawai di kantor, 75 persen lainnya di rumah,” pungkasnya. Larang ke Karawang Adanya varian baru Covid-19 dalam pasien yang teridentifikasi sebagai virus korona varian Delta di Kabupaten Karawang membuat Purwakarta yang bertetangga langsung dengan Karawang waspada. Pemerintah Kabupaten Purwakarta akan antisipasi masyarakatnya terhadap varian Covid-19 baru berasal dari Negara India itu. Bupati Purwakarta, Anne Ratna Mustika mengimbau masyarakat Kabupaten Purwakarta agar menurunkan atau mengurangi mobilitas berpergian ke daerah Karawang terkecuali kepentingan penting. Hal tersebut dikarenakan adanya perkembangan Covid-19 varian baru tersebut di wilayah Kabupaten Karawang yang mana merupakan wilayah tetangga dari Kabupaten Purwakarta tersebut. “Ya tentu kita juga perlu upaya dan langkah, yang pertama saya tegaskan kepada masyarakat hati-hati kita akan membatasi warga Karawang yang akan ke kita maupun sebaliknya,” tutur wanita yang akrab disapa Ambu Anne itu, pada Selasa (22/6/2021). Ia menambahkan, pihkanya juga akan berkoordinasi bersama perusahaan-perusahaan yang bilamana karyawannya berasal dari Kabupaten Karawang untuk di awasi secara ketat demi penyebaran Covid-19 varian baru tersebut tidak terkonfirmasi di wilayah Kabupaten Purwakarta. “Nanti kita akan komunikasikan kepada perusahaan-perusahaan, supaya nanti karyawan-karyawannya yang berdomisili di Karawang itu juga harus diawasi cukup ketat,” imbuhnya. (wyd/rie/mhs)