Harga Padi di Karawang Merosot, Dinas Pertanian Surati Bulog

0 Komentar

KARAWANG – Sejumlah wilayah di Kabupaten Karawang sedang panen raya. Namun, harga gabah di sejumlah kecamatan itu sedang merosot. Hal ini membuat para petani di kota lumbung padi menjerit. Jeritan para petani Karawang, rupanya sampai ke telinga Kepala Dinas Pertanian, Hanafi Chaniago. Pihaknya mengaku sudah berkirim surat kepada Bulog. Untuk segera melakukan serapan gabah petani Karawang. Hanafi menjelaskan, produktifitas petani di Karawang sangat bagus. Rata-rata satu hektare sawah bisa menghasilkan gabah 7 ton. Pihaknya mengaku sudah mendengar perihal kabar buruknya harga gabah di Karawang. Karena itu, pihaknya menyurati Bulog. “Kami sudah menyurati Bulog Karawang, untuk segera menyerap gabah petani Karawang, sesuai dengan Harga Pokok Pemerintah (HPP) yaitu minimal Rp. 4.200 per kilogram,” ujar Hanafi kepada KBE, Selasa (29/6/2021). Ia menjelaskan, sejak Januari hingga Mei 2021. Sejumlah kecamatan di Karawang sudah panen. Tercatat oleh Distan Karawang, total lahan sawah yang sudah panen mencapai 50.289 hektare. “Melihat luas lahan sawah yang mencapai 50.289 hektare itu, dengan rata-rata produksi 7 ton per hektare. Maka stok pangan di Karawang akan aman (selama pandemi ini),” ungkapnya. Sebelumnya, Petani asal Kecamatan Tempuran, Jajang mengungkapkan, meski hasil panen mereka bagus. Tapi semua tengkulak mematok harga gabahnya rata-rata Rp. 3.500 per GKP, dari yang diharapkan petani Rp. 4.200 per GKP. Kondisi ini membuat petani semakin tercekik. “Mana solusi Bulog dan Pemkab Karawang mengatasi harga gabah agar kembali stabil? Jujur selama ini kami belum merasakan sentuhan kebijkan itu,” ungkapnya, Sabtu (27/6/2021) lalu. Jajang mengungkapkan, para petani di Karawang saat ini mirip seperti sapi perah. Di satu sisi, mereka didorong untuk memenuhi target produksi. Tapi di sisi lain, harga yang mereka dapatkan dari hasil menjual gabah tak sebanding dengan apa yang mereka kerjakan. Maka wajar, menurut Jajang, jika banyak lahan sawah di wilayah pinggir yang di jual dan beralih fungsi menjadi perumahan, pergudangan, hingga rumah makan. Karena mungkin mereka terlalu jengah, dengan harga yang selalu di patok sangat rendah, jauh di bawah HPP. “Kalau musim gadu (panen jelek) mungkin ga masalah dihargai sangat rendah. Ini di musim rendeng (panen bagus) dengan kualitas gabah yang tinggi, masih dihargai rendah,” sesalnya. Terpisah, Wakil Kepala Bulog Subdribe Karawang-Bekasi, Satrio mengungkapkan, tahun 2021 ini Bulog punya target serapan sebanyak 47 ribu ton beras. Namun sampai pertengahan 2021 ini, Bulog baru menyerap 11 ribu ton beras dari petani. Disinggung soal serapan gabah yang diminta petani, pihaknya mengaku jika saat ini program itu belum di buka lagi. Pihaknya mengaku, sudah melaporkan kondisi di lapangan saat ini ke kantor pusat. “Kami sudah lapor ke kantor pusat, memang belum di buka lagi serapannya untuk saat ini,” kata Satrio. (wyd/rie)

0 Komentar