Kondisi semacam ini, lanjut Nawawi, sudah menjadi rahasia umum di masyarakat. Kemungkinan, kata dia, di desa-desa lain juga sedang terjadi fenomena yang sama. Hanya saja pemerintah di atas memang tidak menyadarinya. Atau jangan-jangan, memang pura-pura tidak tau.
“Yang sedang dikejar bank emok disini ada puluhan. Kalau satu desa, nasabahnya mungkin ratusan kali ya,” tuturnya.
Ditengah lonjakan kasus Covid-19 yang semakin tinggi ini. Mengatur kebijakan yang pro terhadap kesehatan atau ekonomi, sama seperti membolak-balik dua sisi mata uang. Kata Nawawi, membuat keputusan yang pro terhadap kesehatan warga dan ekonomi keluarganya. Menjadi sebuah keharusan yang harus ia terapkan di Desa Jayanegara. “Saya tidak mau warga saya banyak yang sakit dan meninggal karena covid. Tapi saya juga tidak mau, sampai ada warga saya yang mati kelaparan,” ungkapnya. “Kebijakan ini diambil semata-mata untuk melindungi semua warga saya. Karantina wilayah ini juga tidak tebang pilih. Bukan untuk rentenir atau bank emok saja. Tapi semua tamu yang tidak penting,” tegasnya. (wyd/mhs)