Pabrik-pabrik di kawasan industri menjadi biangkeladi lepas kendalinya penanggulangan pandemi covid-19 di Karawang. Pekan pertama pelaksanaan PPKM darurat , angka pasien baru postif covid-19 mencapai 3.864 kasus dengan total angka kematian sebanyak 119 jiwa. Banyaknya pabrik yang ngibul data dan abai aturan PPKM, ditambah lagi adanya sebaran empat varian korona sekaligus di Kota Pangkal Perjuangan, membuat kondisi semakin centang-perenang.
Dinas Kesehatan (Dinkes) Karawang mengungkap saat ini sebaran kasus-kasus yang berasal dari klaster industri sudah tak terkendali menyebar ke klaster keluarga dan perkampungan. Dampaknya, proses tracing semakin ruwet, dan susah terpetakan.
“Setelah kita cermati lebih dalam lagi tingginya kasus covid-19 di Karawang belakangan ini dari klaster industri yang kemudian menyebar ke klaster klaster keluarga. Jadi industri ini kan banyak karyawannya dan tinggal di perumahan hingga menjadi dua klaster industri dan keluarga,” kata Kadinkes Karawang, dr Endang Suryadi, minggu (11/7/2021). Menurut Endang, kasus covid -19 di Karawang meningkat tajam usai mudik lebaran. Puncak penyebaran covid-19 sebelumnya di prediksi pada minggu ketiga Juni. “Sedikit meleset dari prediksi karena lebih cepat. Ternyata minggu kedua sudah mulai meningkat,” katanya. Nakes Kewalahan dan Obat-obatan Minim Memasuki hari kesepuluh penerapan PPKM Darurat di Kabupaten Karawang. Lonjakan kasus positif baru semakin tinggi. Kondisi ini diperparah dengan semakin banyaknya tenaga kesehatan yang terpapar. Ditambah lagi, stok obat-obatan semakin tipis. Ruang ICU dan perawatan pasien covid di rumah sakit juga sudah penuh sesak. Melihat kondisi pandemi di Karawang semakin tak terkendali. Para wakil rakyat di gedung DPRD Karawang akhirnya turun gunung. Mereka turun ke sejumlah puskesmas dan lingkungan warga yang isolasi mandiri. Untuk menginventarisir permasalahan sejumlah puskesmas. Dalam menangani pasien Covid-19 yang membludak. Anggota Komisi lV DPRD Karawang, Indriyani mengungkapkan, hasil sidaknya ke sejumlah puskesmas terungkap, bahwa masalah terbesar di Karawang saat ini. Minimnya jumlah tenaga medis yang menangani pasien covid. Dan kurangnya stok obat-obatan di tingkat puskesmas. Tingginya kasus positif baru di Karawang, kata Indriyani, berimbas pada banyaknya warga yang melakukan isolasi mandiri di rumah. Banyaknya warga yang isoman, tidak sebanding dengan jumlah tenaga kesehatan yang merawatnya. “Pasien covid yang melakukan isoman sangat banyak, tapi tenaga kesehatan dan stok obat-obatan masih sangat kurang,” ungkap Indriyani, akhir pekan sabtu, (10/7/2021).