Disebut efektif, kata Imam, karena target vaksin keluarga ini menggunakan Kartu Keluarga (KK). Sehingga, jika vaksin lainnya dijaring dengan cara perorangan. Maka vaksin keluarga akan lebih cepat, karena sasarannya terhitung satu keluarga.
“Vaksin keluarga ini targetnya untuk seluruh anggota keluarga, mulai dari anak usia 12-18 tahun hingga lansia. Kecuali, untuk ibu hamil,” ujarnya.
Selain itu, lanjut Imam, dalam prosesnya, vaksin keluarga ini melibatkan banyak pihak. Seperti Camat, Kapolsek, Danramil, Kepala Puskesmas, hingga para kepala desa. Utamanya, para penyuluh KB di lapangan yang memiliki peran untuk memberikan edukasi dan pemahaman kepada warga yang tidak mau di vaksin.
Baca Juga:Dishub Minta Lagi Duit 700 Juta Tambah Jalur SepedaKasus Penyunatan BST Dilaporkan ke Kejaksaan
“Bedanya dengan vaksinasi yang lain, vaksin keluarga ini melibatkan pos KB hingga RT/RW. Mereka punya tugas KIE (edukasi), kepada masyarakat agar tidak takut lagi di vaksin,” katanya.
Sebelumnya, Bupati Karawang, Cellica Nurachadiana mengatakan, sesuai arahan dari Kepala BKKBN, Hasto Wardoyo dan Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin. Kabupaten Karawang sendiri mendapat jatah 400 ribu dosis vaksin jenis sinovac pada batch pertama di bulan ini.
Cellica mengatakan, hasil koordinasi dengan seluruh organisasi perangkat daerah terkait. Sebanyak 400 ribu dosis vaksin itu, akan dihabiskan dalam waktu satu pekan atau lima hari kerja minggu depan.
Berbeda dengan vaksinasi lain. Khusus untuk vaksin keluarga, vaksinatornya akan digarap oleh Praktik Mandiri Bidan (PMB) di tiap kecamatan. Kabupaten Karawang sendiri, memiliki 801 PMB yang sudah siap memulai vaksinasi awal minggu depan.
“Vaksinasi keluarga ini akan mempercepat target vaksin di Karawang. Semuanya sudah siap, satu bidan punya target 10 keluarga per hari, dengan estimasi 40 hingga 50 orang,” ungkap Cellica, kepada KBE, Selasa, (3/8) di Rumah Galeri Budaya Karawang. (wyd)