KARAWANG – Polres Karawang masih menunggu hasil sampel laboratorium forensik Mabes Polri untuk menetapkan tersangka kasus dugaan keracunan nasi berkat di Desa Cikampek Utara, Kecamatan Kotabaru yang menyebabkan dua orang meninggal dunia.
“Penetapan tersangka menunggu hasil forensik,” kata Kasat Reskrim Polres Karawang AKP Oliestha Ageng Wicaksana, Selasa (7/9/2021).
Oliestha mengatakan, kasus keracunan puluhan warga yang diduga karena menyantap nasi berkat usai pengajian itu sudah dalam tahap penyidikan. “Sudah naik sidik,” ungkapnya.
Baca Juga:Putih Sari Ajak Warga Gotong Royong Ikut VaksinasiPPKMB UNSIKA 2021: 3.252 Mahasiswa Ikut Secara Virtual
Lanjut Oliestha, pemeriksaan saksi pun bertambah. Saat ini pihak kepolisian telah memeriksa 13 saksi dalam kasus tersebut. Ia sendiri belum bisa memastikan, hasil sampel dari laboratorium forensik kapan keluarnya.
Sebelumnya, Polres Karawang melakukan penyelidikan terhadap dugaan keracunan massal di Kampung Mekarsari, Desa Cikampek Utara, Kecamatan Kotabaru, Kabupaten Karawang yang mengakibatkan dua warga meninggal dan puluhan orang menjalani perawatan intensif.
Kapolres Karawang, AKBP Aldi Subartono melalui Kasat Reskrim, AKP Oliestha mengungkapkan, pihaknya telah mengambil sample darah, urine, dan muntahan korban keracunan. Serta mengambil rekam medik korban yang meninggal diduga akibat makanan yang diduga mengandung racun.
“Sample tersebut kita kirim ke laboratorium forensik. Serta berkoordinasi dengan Puslabfor Polres untuk mengetahui kandungan dalam sample tersebut,” kata Oliestha kepada KBE, Sabtu (4/9/2021).
Menurut Oliestha, kronologis dugaan keracunan berawal Kamis (2/9/2021) dilaksanakan pengajian rutin ibu-ibu Majelis Ta’lim di Mushola Nurul Huda Kampung Baru Timut RT 02/08, Desa Cikampek Utara, Kecamatan Kotabaru, Kabupaten Karawang. Yang dihadiri sekitar 40 orang dan panitia menyediakan nasi box yang dimasak bersama-sama oleh jamaah pengajian.
“Untuk menu makanan seperti nasi timbel, telur balado, tempe bacem, urap, sambel lalap selada putih, botok. Nasi box dibawa pulang oleh masing-masing jamaah untuk dikonsumsi di rumah. Namun pada malam harinya beberapa warga yang telah mengkonsumsi nasi box merasa lemas, pusing dan muntah-muntah,” ungkap Oliestha. (rie/mhs)