KARAWANG- Gerakan Aksi Nyata Daerah Aliran Sungai (DAS) Cilamaya, yang dikomandoi langsung Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil ternyata hanya isapan jempol. Buktinya, belakangan ini air di Sungai Cilamaya kembali menghitam dan mengeluarkan bau busuk. Kuat dugaan, masih ada oknum perusahaan yang membuang limbah di sungai yang melintasi tiga kabupaten di Jawa Barat itu.
Pantauan KBE bersama Tim Fordas Cilamaya Berbunga pada Kamis, (9/9) kemarin, di Desa Muara, Kecamatan Cilamaya Wetan. Air di Sungai Cilamaya kembali berwarna hitam pekat, sejak pagi hingga pukul 13.00 WIB. Menjelang sore, air kembali berwarna kecoklatan. Karena debit sungai yang naik, akibat adanya air kiriman dari wilayah hulu Sungai Cilamaya.
Terulangnya peristiwa pencemaran di Sungai Cilamaya ini menjadi sorotan publik. Terlebih pada tahun 2020 lalu, Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, membentuk Satgas Sungai Cilamaya. Namun hingga sekarang, fotocopyan program Citarum Harum itu, belum dirasakan manfaatnya oleh warga di bantaran Sungai Cilamaya.
Menanggapi peristiwa itu, Ketua Fordas Cilamaya Berbunga Muslim Hafidz mengatakan, kehadiran Satgas Sungai Cilamaya merupakan tonggak sejarah bagi masyarakat di sekitar Sungai Cilamaya. Mereka berharap, kehadiran Satgas Sungai Cilamaya bisa mengatasi masalah menahun, yang terus terulang di Sungai Cilamaya.
Namun sayangnya, setelah hampir satu tahun Satgas Sungai Cilamaya berjalan. Fordas Cilamaya menganggap kinerja mereka belum mampu menjadi penawar dari harapan warga di sepanjang DAS Cilamaya. Untuk memiliki aliran sungai yang bersih, indah, dan berdayaguna.
“Bubarkan Satgas Sungai Cilamaya!,” seru Ketua Fordas Cilamaya, Muslim Hafidz, saat diwawancara KBE.
Muslim menjelaskan, sesuai yang diharapkan masyarakat disekitar DAS Cilamaya. Satgas Sungai Cilamaya yang dikomandoi langsung oleh Gubernur Ridwan Kamil. Harusnya bisa menjadi pintu harapan yang besar untuk solusi masalah di Sungai Cilamaya.
Seperti diketahui, masalah pencemaran yang terjadi di Sungai Cilamaya tidak bisa diselesaikan secara langsung oleh pemerintah daerah. Pasalnya, Sungai Cilamaya itu melintasi tiga kabupaten yang berbeda. Yaitu, Kabupaten Purwakarta, Subang, dan ujungnya ada di Karawang.