Harga Sewa Murah, Tetap Sepi Peminat
Sudah jadi rahasia umum Rusunawa Adiarsa menjadi salah satu sopt yang kerap disangka angker di Karawang. Bahkan, meski saat ini Pemkab Karawang memasang tarif yang sangat murah agar warga mu menempati, tetap saja sepi peminat. RUMAH Susun Sewa (Rusunawa) Adiarsa di Kelurahan Adiarsa Barat, Kecamatan Karawang Barat, Kabupaten Karawang sepi dengan penghuni. Pasalnya, bangunan 4 lantai dengan 80 kamar itu dikenal angker sehingga banyak yang tidak mau menyewa, meski harga sewa dipatok murah.
Harga sewa perbulan hanya Rp200 ribu per bulan di lantai bawah. Sedangkan untuk lantai atas hanya Rp135 ribu per bulannya. Namun meski harga murah tetap saja Rusunawa kurang peminat.
Plt Kepala Dinas Cipta Karya, Dedi Ahdiat mengatakan Rusunawa Adiarsa memang sudah lama sepi peminat. Bahkan sejak bangunan itu selesai dibangun tahun 2005 lalu. Sepi peminat dengan alasan bangunan tersebut angker karena bekas kamar mayat RSUD Karawang.
“Banyak yang bilang Rusunawa Adiarsa horor sehingga banyak yang tidak mau menyewa meski harga sewa sudah sangat murah. Sekarang saja dari 80 kamar yang terisi hanya 24 kamar dilantai 1 sampai lantai 3. Sedangkan lantai 4 sudah lama kosong,” kata Dedi, Senin (11/10/2021).
Baca Juga:Atap Gedung SDN Bayur Kidul 1 Ambruk, DPRD: Bikin Malu Saja!Bupati-Wabup ‘Dandani’ Karawang Timur
Menurut Dedi, Rusunawa Adiarsa memang bekas kamar mayat milik Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Karawang. Karena lokasinya sempit, RSUD akhirnya dipindah ke tempat baru di Galuh Mas. Sementara lokasi yang lama dijadikan Rusunawa.
“Tak heran jika dibilang angker dan tidak ada yang mau menempatinya, karena dulunya gedung ini bekas ruangan mayat RSUD” katanya.
Salah seorang warga setempat, Junaedi (70) menceritakan Rusunawa memang dikenal angker. Banyak cerita seram dari bangunan bekas kamar mayat itu. Kejadian terakhir yang didengarnya terjadi pada tahun 2010. Waktu itu Karawang mengalami banjir yang mengharuskan rusun tersebut dijadikan sebagai tempat pengungsian penduduk.
Pada saat itulah kejadian yang menyeramkan terjadi. Banyak para pengungsi yang mengalami kesurupan secara tiba-tiba.
“Selain banyaknya orang yang kesurupan, ada juga orang yang pernah melihat sosok penampakan seorang perempuan menggunakan gaun merah dan menggendong anak berjalan-jalan disekitar rusun tersebut,” katanya. (*)