Sebelas Kecamatan Masuk Daerah Darurat Banjir
Jelang akhir tahun 2021, curah hujan disejumlah daerah di Kabupaten Karawang sudah cukup tinggi. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karawang saat ini sedang bersiap dalam menghadapi potensi bencana di musim hujan. SEJUMLAH logistik dan peralatan evaluasi pun sedang disiapkan matang-matang. Namun, dari berbagai kebutuhan ‘alat tempur’ yang dibutuhkan. BPBD Karawang saat ini tengah mengalami krisis perahu karet. Belajar dari pengalaman banjir besar awal tahun 2021 kemarin. Dari 29 kecamatan yang terdampak banjir, BPBD Karawang yang hanya memiliki 4 buah perahu karet cukup kewalahan untuk melakukan upaya evakuasi korban banjir. Alhasil, BPBD Karawang harus susah payah mencari bantuan ke sejumlah instansi. Agar kebutuhan perahu karet untuk evaluasi bisa terpenuhi. Kepala Pelaksana BPBD Karawang, Yasin Nasrudin mengatakan, saat ini BPBD Karawang hanya memiliki enam buah perahu karet. Awalnya, BPBD Karawang hanya memiliki empat buah perahu karet. Beruntung tahun ini mendapat bantuan dua unit perahu karet dari PT Pupuk Kujang. Meski begitu, kebutuhan perahu karet untuk evakuasi korban banjir masih belum ideal. “Iya memang kita masih kekurangan perahu karet untuk evakuasi warga yang kebanjiran. Idealnya kita harus punya 15 unit perahu karet tapi karena keterbatasan anggaran kami baru punya enam unit. Tahun depan kita anggarkan untuk membeli 2 unit lagi,” ungkap Yasin, Senin (1/11/2021) kemarin. Menurut Yasin, hampir seluruh kecamatan di wilayah Karawang rawan banjir. Namun, luas daerah yanga masuk kategori darurat banjir saat ini ada 11 kecamatan. Sehingga, kebutuhan perahu karet sangat penting. Apa lagi jika berkaca pada banjir awal tahun lalu, dimana ada 29 kecamatan yang terendam. Sehingga tim evakuasi harus membuat skala prioritas melakukan evakuasi. Melihat keterbatasan ini, lanjut Yasin, tak menutup kemungkinan pihaknya akan kembali berkoordinasi dengan Tim SAR Jawa Barat mau pun Polres dan Kodim. Untuk kembali meminjam perahu karet, jika dibutuhkan untuk melakukan evakuasi korban banjir di Karawang. “Biasanya kita utamakan terlebih dahulu warga yang paling banyak terdampak. Kemudian jika sudah selesai baru pindah ke tempat lain,” katanya.