DISDIK-DPUPR LAMBAN CARI SOLUSI JANGKA PENDEK
KARAWANG- Lagi-lagi perstiwa robohnya bangunan sekolah terjadi di Kabupaten Karawang. Kali ini terjadi di SDN Bojongsari I, Kecamatan Tirtamula. Sedikitnya tiga ruang kelas di sana ambruk secara bersamaan. Kejadian serupa dalam beberapa tahun terakhir rutin terjadi. Tak ada mitigasi konkret agar kejadi yang sama tak lagi terjadi. Disdik-DPUPR lamban mencari solusi.
Berkali-berkali, setiap ada sekolah roboh jawaban yang keluar dari Disdik Karawang atau pun DPUPR Karawang adalah akan segera memperbaiki ratusan sekolah rusak parah—yang juga rawan ambruk. Tak pernah ada solusi alternatif mencegah terjadinya bangunan sekolah ambruk di tengah perbaikan sekolah yang tak bisa sekaligus dikerjakan.
Hampir semua kejadia ambrolnya ruang kelas dalam beberapa bulan terakhir diakibatkan karena terjangan angina kencang atau guyuran hujan deras. Dalam beberapa waktu ke depan, cuaca ekstrem bakal terjadi, dan kejadian serupa berpotensi akan terjadi lagi.
Robohnya tiga ruang kelas SDN 1 Bojongsari pun akibat kejadian yang sama: diterjang angin kencang. “Pada awal Kejadian, saya mendapat kabar pada Jumat malam sekitar 20 WIB. Kodisi hujan lebat ada angin kencang tiga ruang kelas karena sudah lapuk akhirnya roboh,” ujar Kepal SDN Bojongsari I, Ade Sutisna kepada awak media.
Pada pengujung akhir tahun 2021, beberapa sekolah di pesisir Karawang juga mengalami nasib serupa dengan SDN Bojongsari I. Salah satunya SDN Bayurkidul 1. Lalu ada beberapa sekolah yang kondisinya sangat memprihatinkan sejauh ini belum tersentuh perbaikan. Padahal, dalam kondisi cuaca ekstrem bangunannya sangat rawan ambruk.
Hal itu dialami oleh Kondisi Sekolah Dasar Negeri (SDN) Kutajaya I Desa Kutajaya, Kecamatan Kutawaluya, Saat awak media berkunjung ke sana dua pekan lalu, terpantau hampir seluruh bagian bangunan pada ruang kelasnya mengalami kerusakan yang cukup parah.
Bahkan, suasana belajar pun yang seharusnya memberikan kenyamanan bagi seluruh murid malah berubah menjadi menakutkan lantaran bagian atap yang hampir roboh ditambah tembok dan lantai yang mulai meretak.
Kepala Sekolah SDN Kutajaya I, Tatang mengatakan, terdapat lima ruang kelas dan semua kondisi bangunannya juga sangat tidak layak untuk kegiatan belajar mengajar (KBM).