PURWAKARTA – Keramik Plered merupakan salah satu produk lokal yang ada di Kabupaten Purwakarta tersentral di Desa Anjun, Kecamatan Plered. Sebagian besar masyarakat di wilayah tersebut menggeluti kerajinan tangan berbahan dasar tanah liat sebagai mata pencaharian mereka.
Terlihat sepanjang Jalan Raya Anjun mulai pertigaan Cianting hingga bekas Pasar Plered berjejer pertokoan menjajakan keramik dengan berbagai desain unik dan menarik. Bahkan, di sana juga banyak tempat produksi atau pabrik pembuatan keramik oleh warga setempat. Kualitas keramik ini telah diakui oleh berbagai negara di dunia.
Ribuan eskpor ke berbagai negara di Benua Asia, Amerika dan Eropa membuktikan jika kualitas keramik Plered tak bisa dipandang sebelah mata. Namun jauh sebelum itu, tidak banyak yang tahu pertama kali industri keramik Plered mulai berkembang hingga sesukses seperti saat ini.
Baca Juga:Operasi Pasar Minyak Murah, Kang Emil: Ibu-ibu Jangan Marah LagiTips Jitu Merawat Tin Agar Cepat Berbuah
“Pertama masuk keramik di Plered sekitar pada tahun 1904. Pada waktu itu warga membuat segumpal tanah agar dapat difungsikan,” kata staf UPTD Litbang Kramik Kecamatan Plered, Kabupaten Purwakarta, Jujun Junaedi.
Jujun mengatakan, bukti dari sejarah itu, terlihat dari berdirinya gedung tua menyerupai pabrik berlokasi di Jalan Raya Plered yang tak jauh dari jembatan rel kereta api. Setelah adanya gedung tua itu warga mulai tertarik membuat gerabah kramik.
“Dulu saat pertama masuk bahan keramiknya itu tanah putih, namun setelah dilakukan penelitian dan lainnya ternyata tanah liat di Plered juga bisa digunakan, di situlah tanah liat berwarna coklat asal Plered menjadi bahan baku,” ungkapnya.
Menurut Jujun, bangunan itu didirikan dan diresmikan oleh Wakil Presiden RI pertama, Mochammad Hatta diperkirakan pada 1950 sebagai sanggar belajar bagi perajin keramik. Meski keberadaannya tidak sebagus tempo dulu, namun bangunan itu sehari-harinya tetap digunakan dan difungsikan sebagai tempat produksi keramik.
“Bangunan itu diresmikan oleh Pak Hatta wakil presiden RI pertama sekitar tahun 1950 sebagai tempat sanggar para pengrajin pemula warga sekitar,” tutur Jujun.
Tampak depan bangunan bagian atas membentuk dinding tinggi bertuliskan “Induk Perusahaan Keramik ‘Plered’.Sementara, pada bagian belakangan bangunan, dua cerobong asap menjulang setinggi kurang lebih 5 meter. Di bawahnya, ada enam tungku perapian tempat pembakaran gerabah di bangun oleh orang asing.