EMPAT pendaki dikabarkan hilang di Gunung Ciremai pada Sabtu (15/1/2022). Kabar ini, menggegerkan kawasan sekitar termasuk Balai Taman Nasional Gunung Ciremai (BTNGC) di Jalur Pendakian Linggarjati.
Mulanya, kabar yang tersiar adalah, 4 pendaki lost contact di jalur pendakian Linggarjati. Kabar tersebut sempat heboh karena ada anggapan bahwa para pendaki tersebut hilang.
Akhirnya petugas TNGC pun menelusurinya ke base camp Linggajati. Namun Barna dari base camp Linggajati justru mengaku, tidak memiliki informasi tersebut tapi ia membenarkan bahwa dirinya ditelepon Basarnas Bandung.
Baca Juga:Soal Video 61 Detik Mirip Nagita Slavina, Polisi Sudah Periksa, Begini HasilnyaMusrenbang, Pemdes Kertarahayu Prioritaskan Usulan Sarana Pendidikan
Dalam keterangan tertulis, TNGC menyampaikan bahwa pukul 18.00 WIB tiba-tiba datang dua orang laki-laki yang merupakan guru pembimbing pramuka dari anak-anak yang mendaki tersebut.
Guru pembimbing pramuka salah satu SMK di Kuningan tersebut membenarkan bahwa ada delapan orang yang mendaki ke gunung Ciremai dan empat orang adalah siswanya.
Tiga orang sudah lulus dan tidak tahu berasal dari sekolah mana dan satu orang merupakan siswa SMK.
Guru pembimbing pramuka tersebut menjelaskan bahwa kegiatan pendakian mereka bukan merupakan kegiatan sekolah bahkan dari pihak sekolah melarang ada kegiatan di luar sekolah.
“Jadi ini murni keinginan pribadi dari para siswa tersebut,” jelasnya.
Setelah kurang lebih tiga jam menunggu, petugas TNGC mendapat kabar dari guru pembimbing pramuka bahwa mereka sedang dalam perjalanan turun.
Setelah ditunggu kurang lebih satu jam, mereka sampai di pos Linggajati dengan dijemput memakai motor.
Berawal dari Salah PahamSaat dimintai keterangan, salah satu ketua rombongan, Ar menjelaskan kronologisnya. Bahwa kegiatan muncak tersebut sudah direncanakan bersama temannya seminggu sebelumnya.
Baca Juga:Perbaikan Lambat, Tanggul Citarum Jebol, 3 Rumah RusakMeredam Lonjakan Varian Omicron, ASN Mulai Dapat Jatah Vaksin Booster
Namun setelah dua hari berikutnya (Ar) mendapat kabar bahwa semua jalur pendakian ditutup, maka Ar pun memberitahukan bahwa kegiatan muncak dibatalkan.
Namun rupanya dua teman yang lainnya mendesak supaya kegiatan muncak tersebut jangan dibatalkan. Keinginan itupun didukung kelima anggota lainnya.
Padahal menurut pengakuan Ar bapaknya tidak mengizinkan karena takut terjadi apa-apa mengingat cuaca sering hujan dan takut ada badai.