Namun hal tersebut tidak diindahkan oleh Ar mengingat desakan dan ajakan teman-temannya itu. Apalagi, Ar tahu jika kegiatan muncak tersebut saat ini harus booking online.
Sementara minta izin dulu kepengelola jalur tidak mungkin diizinkan, maka timbullah niat jeleknya, yaitu melakukan kegiatan muncak secara sembunyi-sembunyi.
Akhirnya mereka melakukan kegiatan muncak dengan sembunyi-sembunyi seolah-olah tidak terlihat ada kegiatan muncak.
Baca Juga:Soal Video 61 Detik Mirip Nagita Slavina, Polisi Sudah Periksa, Begini HasilnyaMusrenbang, Pemdes Kertarahayu Prioritaskan Usulan Sarana Pendidikan
Singkat cerita akhirnya mereka berdelapanpun naik secara illegal pada hari Sabtu dini hari.
Dalam kegiatan muncak tersebut mula-mula mereka memberi khabar kepada dua orang temannya berinisial Di dan Im, namun waktu itu yang terus eksis berkabar dengan para pendaki adalah Im.
Namun saat Di menanyakan khabar para pendaki, Im menjawab bahwa ia los kontak dengan para pendaki tersebut.
Pendaki Ilegal, Beruntung SelamatNah anggapan Di los kontak itu disangka para pendaki tersebut hilang. Karena Di tersebut kebetulan akrab dengan pihak BPBD Kuningan, akhirnya mengabarkan prihal tersebut ke pihak BPBD Kuningan.
Disitulah awal mula terjadi miskomunikasi dan terjadinya kesimpangsiuran berita, karena mungkin saja dalam perjalanannya informasi tersebut mengalami kesalahan.
Pihak BPBD menganggap bahwa para pendaki sudah lama berada di atas dan pihak BPBD tidak mau ambil risiko. Namun entah siapa ke siapa akhirnya beritapun tersebar.
“Inilah salah satu contoh kasus bagaimana heboh dan cepatnya informasi menyebar. Imbas dari kegiatan pendakian illegal beruntung mereka selamat, kalau terjadi apa-apa pasti lebih heboh lagi dan pasti akan bikin runyam,” demikian disampaikan dalam keterangan TNGC. (bbs/rc/kbe)