RIWAYAT gempa besar di Selat Sunda dan Banten, tercatat kerap menimbulkan kerusakan, lantaran terjadi dalam magnitudo kuat. Bahkan, beberapa kali diikuti dengan tsunami.
Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Daryono menjelaskan, gempa Ujung Kulon M 6,6 jenisnya mirip dengan gempa Selatan Jawa Timur magnitudo 6,1 pada 10 April 2021 lalu yang juga bersifat destruktif.
Sama-sama gempa intraslab yaitu gempa dengan sumber di dalam Lempeng Indo-Australia.
Baca Juga:Puluhan Rumah di Konawe Terendam Banjir, BMKG Prediksi Cuaca Buruk Sampai SelasaKemenag Kembali Hentikan Sementara Pemberangkatan Jemaah Umrah
Berikut, rentetan gempa kuat dan merusak di Selat Sunda-Banten.
- 4 Mei 1851: Di Teluk Betung dan Selat Sunda pasca gempa kuat teramati tsunami setinggi 1,5 meter
- 9 Januari 1852: Terjadi gempa kuat dan selanjutnya disusul tsunami kecil27 Agustus 1883: Terjadi tsunami dahsyat di atas 30 meter akibat erupsi Gunung Krakatau
- 23 Februari 1903: Terjadi gempa 7,9 magnitudo berpusat di selatan Selat Sunda yang merusak di Banten
- 26 Maret 1928: Terjadi tsunami kecil yang teramati di Selat Sunda pasca gempa kuat.
Selat Sunda merupakan salah satu zona seismic gap di Indonesia yang patut diwaspadai terkait potensi terjadinya gempa kuat.
Gempa yang terjadi ini disebut sebagai intraslab earthquake, karena hiposenternya berada di dalam lempeng Indo-Australia yang tersubduksi ke bawah Selat Sunda. (bbs/rc/kbe)