“Kita tidak menunjuk sekolah, tapi sekolah sendiri yang daftar. Ada sekitar 20 sekolah yang kita terima. Nah, sejak 17 Mei hingga 15 Juni itu kita kunjungan langsung ke tiap sekolah untuk melakukan pembinaan. Gimana sih agar lingkungan sekolah terlihat nyaman dan mendukung pembelajaran. Kira-kira begitu untuk melahirkan kader siswa lingkungan,” jelasnya.
Agus menambahkan, sekolah yang terlah tersertifikasi di tingkat kabupaten akan mendapatkan pembinaan berkala dari kader lingkungan DLHK. Mulai dari penyuluhan sampah, air hujan, komposter, hingga bidang-bidang lainnya.
“Tinggal mengajukan saja ingin ada kegiatan penyuluhan apa, sekolah tinggal mengirim permohonan. Setelah mendapat sertifikat berbudaya lingkungan yang ditandatangani oleh vupati. Setahun atau lebih sejak itu, setelah ada pengarahan kembali, tergantung tiap sekolah berminat tau tidak, biasanya ada kegiatan lanjutan di tingkat provinsi dan nasional,” kata Agus. (cr1/ayi)