Dampak Dari Perang Rusia-UkrainaKARAWANG – Sejak tiga bulan terakhir, harga rajungan sebagai komoditi tangkapan utama nelayan di Karawang anjlok tak terkendali. Kondisi ini membuat nelayan di pesisir Karawang lesu. Pasalnya, meski pun hasil tangkapan mereka banyak. Namun harga jual rajungan saat ini jauh dibawah standar harga pasaran.Seperti yang dialami nelayan di Dusun Pasirputih, Desa Sukajaya, Kecamatan Cilamaya Kulon. Sebagai salah satu wilayah yang berkontribusi paling tinggi tentang tangkapan rajungan di wilayah Jawa Barat. Mayoritas penghasilan nelayan disana jadi turun derastis. Diketahui, salah satu penyebab anjloknya harga rajungan akibat dampak perang Rusia-Ukraina yang berkepanjangan.Pengurus Serikat Nelayan Pasir Putih, Masrukhin menuturkan, rajungan yang di jaring nelayan Karawang dari laut Jawa, Kalimantan dan Sumatera ini menjadi komoditas ke tiga terbesar ekspor Indonesia selain Udang dan Tuna ke berbagai Negara.Sayangnya, dampak perang Rusia – Ukraina yang berkepanjangan, ikut dirasakan para nelayan berbulan-bulan terakhir. Lantaran ekspor yang anjlok dan berdampak pada melorotnya harga yang tak terkendali.“Jujur, kondisi nelayan rajungan saat ini sedang merasakan nelangsa karena harga jual rajungan yang menurun drastis, ” ujar Masrukhin, Rabu (3/8/2022) kemarin.Menurutnya, rajungan biasanya terjual seharga Rp. 100-120 ribu perkilogram. Namun sekarang harganya hanya dikisaran Rp. 20-25 ribuan perkilogramnya. Kata dia, dampak perang Rusia – Ukraina yang tak habis-habis, membuat negara sasaran ekspor rajungan Indonesia menghentikan permintaan ekspor.Diketahui, Amerika yang biasa menjadi sasaran ekspor 80 persen rajungan Indonesia setelah Udang dan Tuna, sekarang mereka tidak beli rajungan lagi dari Indonesia, termasuk juga sejumlah Negara besar di Benua Eropa.“Di Jabar sendiri, Karawang ini tertinggi tangkapan rajungan dan menempatkan Karawang sebagai penghasil rajungan tertinggi di Jabar. Kami harap, pemerintah bisa segera sikapi serius harga rajungan ini agar bisa kembali normal ditingkat nelayan,” katanya.Muhamad Darto, seorang nelayan rajungan di Karawang mengatakan, akibat anjloknya harga rajungan banyak nelayan yang tak pergi melaut. Bahkan, sebagian besar beralih alat tangkap dari jarring rajungan menjadi jaring udang atau ikan. Namun, di pertengahan tahun ini, tangkapan ikan dan udang di laut Karawang sedang minim. Karena itu, para nelayan disana menjadi semakin sulit.“Rajungan sedang ada (banyak hasil tangkapannya,red) tapi harganya murah, kadang hasil melaut tidak menutupi biaya operasional kita,” kata nelayan Karawang yang sering menjaring rajungan di laut Sumatra dan Kalimantan ini.“Yang ada harganya udang, beberapa jenis ikan juga lagi mahal, tapi daya tangkapnya sedikit. Kalau seperti ini terus, lama-lama nelayan di Karawang bangkrut,” keluhnya. (Rul/wyd)