PURWAKARTA – Kreativitas memang tanpa batas, beragam hal dapat tercipta dengan gagasan menarik. Seperti yang dilakukan seorang perajin di Purwakarta mampu manfaatkan limbah kulit ikan jadi sebuah karya seni.Motif, sirip hingga tekstur kulit ikan ia gunakan sebagai dasar keindahan karya seni asli dari kulit ikan itu. “Awalnya saya ikut pelatihan di Yogyakarta, setelah mengerti saya belajar dan saya praktekkan,” ujar Dasjianto, perajin kulit ikan di Purwakarta kepada wartawam, pada Rabu (30/8/2022).Menurut Dasjianto, untuk proses pembuatan karya seni ini membutuhkan beberapa proses pembuatan mulai dari pengambilan kulit ikan, pencampuran dengan bahan kimia hingga bisa digunakan sebagai bahan kerajinan.“Di sinikan banyak bahannya, ada yang budidaya ikan ada yang dari Waduk Jatiluhur, kita manfaatkan limbahnya. Prosesnya ada 12 tahapan termasuk pencampuran bahan kimia,” kata tenaga honore di Balai Pengembangan Produksi Hasil Perikan (P2HP) Kabupaten Purwakarta itu.Dasjianto mengatakan, ia yang juga ditunjuk untuk mengajarkan keahliannya kepada pelajar maupun karang taruna, Dasjianto menyebut hampir semua jenis ikan bisa di manfaatkan, apalagi ikan yang memiliki motif di kulitnya itu menjadi acuan sebagai karya seni.“Ikan bobot lebih dari satu kilo memudahkan kita memanfaatkan kulitnya. Kalo jenis ikannya banyak, kayak ikan patin, ikan gurame, ikan nila dan lainnya,” ungkapnya.Hasil karya yang sudah berhasil ia ciptakan mulai dari gantungan kunci, gelang, tas selendang, sabuk, dompet hingga wadah serbaguna. Proses pembuatan wadah serbaguna, pertama ia pilih motif kulit, lalu ia tempel menggunakan perekat agar memiliki lebar yang cukup, kemudian ia lapisi dengan kertas khusus dan dibuat kerangka sesuai karya yang ingin dibuat.Setelah dipotong langkah selanjutnya ia rekatkan hasil potongan sketsa dan diakhiri dengan menempelkan kancing sebagai penguat hasil karyanya. Selain untuk pajangan, hasil karyanya juga kerap dijual jika ada yang ingin membeli, ia jual mulai dari Rp15 ribu hingga ratusan ribu tergantung kerumitan dan bahan yang digunakan.“Kalo ada kunjungan ada yang pengen membeli ya dijual,” pungkas Dasjianto. (san/rie)