25 Dokter dan Bidan Dilatih Program KBPP
KARAWANG – Pemerintah Kabupaten Karawang, melalui Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Karawang bersama Dinas Kesehatan (Dinkes) Karawang, sedang fokus menekan angka kematian ibu dan anak (AKI/AKB) melalui meningkatkan capaian KB Pasca Persalinan (KBPP).
Sebagai bentuk keseriusan pemerintah menekan angka AKI/AKB, sebanyak 25 dokter dan bidan di Karawang digembleng peningkatan kapasitas dalam program KB Pasca Persalinan (KBPP).
Pelatihan yang berupa pemasangan implan dan IUD itu, diselenggarakan berkat kolaborasi antara DPPKB, Dinkes, RSUD Karawang, serta Jhpiego, sejak tanggal 22 Agustus hingga 2 September 2022 kemarin.
Baca Juga:Dani: Pedagang Sudah Setuju Direlokasi ke GCCPT ADS Diduga Buang Limbah B3 Sembarangan
Kepala DPPKB Karawang Sofiah, melalui Kepala Bidang Pelayanan KB Aep Saepudin menjelaskan, pelatihan tersebut digelar sebagai tindak lanjut amanah Perbup Nomor 18 tahun 2022 tentang pedoman AKI/AKB serta KBPP.
Kata Aep, sebagaimana Perbup KBPP, salah satu upaya pemerintah dalam menekan angka AKI/AKB adalah dengan cara meningkatkan capaian KBPP.
“Untuk memaksimalkan capaian KBPP tersebut, DPPKB bersama Dinkes, RSUD, dan Jhpiego berkolaborasi mencetak SDM yang mempuni. Khususnya dalam memberikan konseling dan pelayanan KBPP,” ujar Aep, kepada KBE, akhir pekan kemarin.
Diketahui, kegiatan pelatihan KBPP yang digelar DPPKB Karawang merupakan replikasi kegiatan serupa yang sudah diselenggarakan Jhpiego tahun lalu.
Dalam pelatihan KBPP kali ini, ke tiga stake holder terkait pun berbagi peran. DPPKB Karawang berperan menyiapkan anggaran kegiatan, Dinkes menyiapkan tenaga kesehatan, sedangkan RSUD yang menjadi Training Camp yang tentunya menyiapkan fasilitas dan tenaga pelatih yang kompeten.
“Kami berupaya untuk setiap tahun menggelar pelatihan serupa, karena idealnya di 30 kecamatan ada minimal 1 tenaga ahli dalam program KBPP,” tandasnya.
Sementara itu, Direktur RSUD Karawang dr. Fitrah Hergyana menambahkan, sebagai bentuk dukungan RSUD Karawang terhadap upaya pemerintah menekan angka kematian ibu dan bayi baru lahir. Pihaknya mengaku bakal menyediakan sarana dan prasarana terbaik untuk dijadikan laboratorium pelatihan di RSUD Karawang.
Baca Juga:Dosen Unsika Bantu Petani Jamur Merang ProduktifKecelakaan Maut Kelalaian Dishub
Kata Fitrah, angka kematian ibu dan bayi baru lahir di Karawang cukup tinggi. Terlebih pada saat pandemi Covid-19 kemarin. Oleh karena itu, pihaknya akan berupaya meningkatkan fasilitas dan pelayanan, agar masyarakat Karawang merasa nyaman.