BEKASI – Puluhan ibu-ibu warga Desa Cijengkol, Kecamatan Setu diberikan pelatihan merubah sampah organik menjadi eco enzyme dan memanfaatkan minyak jelantah menjadi sabun. Pelatihan yang digelar oleh Asosiasi Bank Sampah Indonesia (Asobsi) Kabupaten Bekasi itu, digelar pada Selasa, 6 Agustus 2022 bertempat di Aula Kantor Desa Cijengkol.
SSPMD Patriot Desa Kabupaten Bekasi, Tessa Mardhana menjelaskan, eco enzyme merupakan cairan organik yang terbentuk dari fermentasi sampah organik yang masih segar seperti sayuran dan buah dengan penambahan air serta gula merah. Larutan Eco Enzyme memiliki segudang manfaat bagi masyarakat. Mulai dari kesehatan kulit sampai mencegah terjadinya rematik dan menyegarkan ruangan.
“Kita Patriot Desa berupaya agar bagaimana masyarakat Desa Cijengkol, ibu-ibunya bisa memanfaatkan sisa bahan dapur menjadi lebih bermanfaat. Contohnya sisa bahan dapur dari sayuran dan buah-buahan, bisa menjadi eco enzyme,” ujarnya.
Baca Juga:Jadi Tuan Rumah Anugerah Penyiaran KPID Jawa BaratRencana Penertiban Bangli, Direspon Positif Warga
Kegiatan itu bernama Gerakan Mengelola Sampah (Gemas) yang merupakan inisiasi dari Patriot Desa yang bekerjasama dengan Pemerintah Desa Cijengkol dan Radia Tani. Sampah organik menjadi Eco Enzyme ini masih sangat minim sosialisasi ke masyarakat. Padahal kata Tessa Eco Enzyme sudah terbukti manfaatnya.
Pelatihan ini disambut baik oleh masyarakat. Seperti yang dirasakan Komunitas Bank Sampah Prapanca 2 di Desa Cijengkol. Selama ini bank sampah yang ia kelola baru sebatas bekerjasama dengan pihak ketiga.
“Progres bank sampah kami alhamdulilah cukup besar, kami membutuhkan pelatihan pengelolaan dari sampah organik, ternyata pengelolaan sampah organik ini nilai ekonomi sangat tinggi setelah kita olah kembali,”kata Ketua Bank Sampah Prapanca 2, Fitriana Pujiastuti
Kedepan bank sampah Prapanca 2 bakal melakukan pengelolahan sampah. Saat ini pihaknya masih berupaya memenuhi kebutuhan operasional seperti armada operasional dan kebutuhan peralatan. Bank Sampah Prapanca 2 sendiri sudah berdiri sekitar tiga tahun. Selama dua Minggu sekali pihaknya melakukan penimbangan, tercatat sekitar sudah ada 160 nasabah.
Sekretaris Desa Cijengkol, Nursanto menyampaikan ilmu yang bermanfaat itu harus diterapkan oleh masyarakat di lingkungan masing-masing. Pemerintah Desa Cijengkol pun mendorong kehadiran bank-bank sampah di masing-masing Rukun Warga. Hal ini untuk meminimalisir sampah yang ada di lingkungan.