KOTA BEKASI – Revitalisasi Pasar Kranji, di Bekasi Barat, Kota Bekasi menuai masalah. Meski berjalan dua tahun lebih dari perjanjian dengan pemerintah Kota Bekasi tapi pemenang tender PT Anisa Bintang Blitar (PT ABB) jalan di tempat alias mandeg.Ironis, uang muka para pedagang Pasar Kranji diduga telah terkumpul sampai Rp 20 miliar. Namun tidak ada kegiatan pembangunan yang signifikan. PT ABB dengan mengerahkan truk-truk muatan tanah bukan bagian dari pembangunan. Bahkan pihak Disprindag Kota Bekasi sendiri mengakui bahwa progres revitalisasi Pasar Kranji dibawah 5 persen. “Kami melihat kondisi revitalisasi mengatakan pedagang Pasar Kranji Baru mengalami dilema. Para pedagang resah karena pelaksana proyek PT Anisa Bintang Blitar (ABB) melakukan intimidasi dengan menutup kios-kios yang harusnya tupoksi pengadilan,” ujar Ketua Aliansi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSINDO) Agustian EffendiAgustian meminta Pelaksana Tugas (PLT) Walikota Bekasi DR Tri Adianto cabut kesepakatan dengan PT ABB. “Down Payment (DP) dari pedagang Pasar Kranji terkumpul Rp 20 miliar tidak ada pembangunan dan intimidasi pedagang,” ungkap Agustian keheranan.Informasinya selama ini pedagang khawatir malam malam kios bisa disegel. “Kita somasi tapi belum selesai, nanti di pengadilan bisa dibuka ada unsur penggelapan pula,” paparnya.Sementara itu, Undrakia selaku mantan sekertaris Rukun Warga Pasar (RWP) menyesalkan tindakan penyegelan pada pedagang yang baru bayar 5 persen DP. “Tidak ada hak PT ABB di perjanjian kerjasama (PKS) melakukan penyegelan, bahkan yang DP sudah 10 persen juga disegel gembok kios, ini pelanggaran,” jelas Undrakia.Kekesalannya beralasan karena PT ABB ternyata sedang mengalami kesulitan finansial. “Dari awal PT ABB kesulitan keuangan tapi tidak mau terbuka, sehingga dampak pembangunan nol persen. Jelaslah Surat Penyerahan Lahan (SPL) belum diserahkan sekitar 1.200 orang pedagang,” ungkap Undrakia.“Shock therapy PT ABB sehingga supaya pedagang ketakutan, padahal pedagang selalu bayar. Sehingga 85 persen pedagang sudah melakukan kewajiban uang muka (DP) total Rp 20 miliar data-data ada. Tanda terima juga ada sayang pembangunan NOL alias tidak ada pembangunan PT ABB,” terang Undrakia.Kios sejumlah 1.878 plus ruko dari pedagang sejumlah 1.200 orang karena ada yang punya lebih dari satu diharapkan segera melakukan pembangunan. “Perjanjian sudah 24 bulan lebih PKS dengan Pemda Kota Bekasi jangan intimidasi pedagang terus bahkan Kepala UPT Pasar jadi ikutan melakukan bersama tim 10 seperti debt collector yang tagih-tagih pedagang,” ujarnya.“Kewajiban pedagang sudah dibayarkan dengan DP maka hal untuk memperoleh bangunan kios harus ada progresivitas dari PT ABB. Karena Tempat Penampungan Sementara (TPS) pedagang Pasar Kranji Baru sudah ditempati setahun setengah dimulai dari bulan April 2020 tapi NOL pembangunan sejak PKS Desember 2019,” ucap Sri Mulyono mantan Bendahara RWP.Pemkot Bekasi ditunggu langkah-langkah terhadap PT ABB. Dikatakan bahwa embangunan pasar ini adalah sebuah investasi. Tapi sayang pemenang tender PT ABB tidak pernah berpikir yang sedang dikerjakan sebagai sebuah sumbangsih pada pembangunan investasi. (cr3/amn)