KOTA BEKASI – Akhirnya Ketua DPRD Kota Bekasi, Saifuddaulah menemui aliansi badan eksekutif mahasiswa (BEM) se-Kota Bekasi yang menggelar aksi menolak kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi. Dari beberapa aksi mahasiswa menolak kenaikan BBM di Gedung DPRD Kota Bekasi baru ini ditemui langsung Ketua Dewan Kota Bekasi. Sebelumnya mahasiswa sampai menjebol pintu tapi tidak ditemui padahal informasi menyebutkan bahwa Ketua Dewan saat itu sedang rapat Banggar. Ketua DPRD Kota Bekasi Saifuddaulah bersama puluhan aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa tersebut langsung berikrar bersama menolak kenaikan BBM Subsidi oleh pemerintah di depan ruang paripurna. Saifuddaulah mengatasnamakan DPRD Kota Bekasi tegas menyatakan penolakannya terhadap kenaikan BBM dihadapan para mahasiswa. “Saya sudah berkali-kali menyatakan bahwa kami ikut menolak kenaikan BBM. Saya akan tandatangani, bahkan kami pun telah bersurat ke presiden untuk menyampaikan penolakan kenaikan BBM,” tegasnya. Dalam pernyataan ikrar bersama menolak BBM itu salah satu poin adalah Kami DPRD Kota Bekasi bersama BEM se-Kota Bekasi menolak kenaikan harga BBM bersubsidi. Dalam aksi tolak kenaikan harga BBM tersebut aliansi BEM se-Kota Bekasi membawa lima tuntutan dalam pernyataan sikap. Pertama menolak kenaikan BBM, menuntut pemerintah merealisasikan BBM subsidi tepat sasaran, menstabilkan harga bahan pokok, dan menuntut DPRD Kota Bekasi wajib mengawal aspirasi rakyat. Aliansi aliansi BEM Mahasiswa se-Kota Bekasi tersebut membawa speaker kecil. Mereka menggelar aksi teatrikal dipintu masuk DPRD Kota Bekasi ditengah penjagaan ketat aparat kepolisian. Mereka mengetuk hati nurani anggota dewan untuk ikut menolak kenaikan BBM. Aksi teaterikal itu diwarnai pembacaan puisi dan simbol di kuburnya nurani wakil rakyat. Dengan menggelar satu mahasiswa dikubur di pintu masuk gedung dewan di Kalimalang. Puluhan mahasiswa dari BEM Persatuan (Bemper) se-Kota Bekasi itu meminta bisa bertemu anggota dewan Kota Bekasi untuk menyampaikan tuntutannya. Namun hingga satu jam lebih aksi tak ada satupun dewan menemukan massa aksi. Mereka menuntut bisa bertemu anggota dewan Kota Bekasi untuk menyampaikan penolakan kenaikan BBM dengan aksi lesehan. Mereka membaca puisi, mereka kecewa kepada anggota dewan yang katanya wakil rakyat tapi tidak hadir menemui aksi mahasiswa. Puisi itu mengutuk anggota dewan kota Bekasi dengan menyebut dewan kota bekasi penjahat semua ketika rakyat sengsara semua akibat kenaikan BBM tapi anggota dewan tidak bergeming. (amn/rie)