Buatkan Website untuk Desa Sindangsari
KARAWANG – Mahasiswa Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika) melaksanakan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Desa Sindangsari, Kecamatan Kutawaluya, Karawang. Disana, mahasiswa Unsika membantu desa tersebut untuk menuju desa digital.
Melalui 95 yang terintegrasi dengan program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM), mahasiswa dan dosen membuat website untuk digunakan Pemdes Sindangkarya dalam mengoptimalkan pelayanan.
Kelompok KKN 95 bersama dengan Dosen Pembimbing Lapangan Gun Gun Gumilar, S.AP., M.AP., melakukan sinergi inisiasi pembuatan website desa berdasarkan hasil survei potensi masyarakat desa.
Baca Juga:4 Oknum Wartawan Diduga Peras Kades DitangkapUsmaniah Divonis Empat Tahun Penjara
Gumilar menerangkan, website tersebut ditujukan untuk memperluas pola promosi yang dilakukan masyarakat desa. Website tersebut juga bisa menjadi wahana untuk menggambarkan eksplorasi potensi desa.
“Dengan adanya wabsite desa, dapat menjadi wahana promosi strategi digital yang menggambarkan dan eksploitasi potensi yang dimiliki oleh Desa Sindangsari,” terang Gumilar, Senin (10/10) lalu.
Dewa Aprilianto, Koordinator Kelompok KKN 95 mengatakan ia bersama rekan-rekan mahasiswa yang lain sebelumnya telah melakukan survei untuk mencari kebutuhan dan potensi desa. Hasil survei tersebut menunjukkan perlu dibuatnya sebuah website untuk informasi publik yang dapat diakses dan dipercaya masyarakat.
“Sebelumnya, kelompok KKN 95 melakukan survei untuk mengetahui potensi serta kebutuhan Desa Sindangsari. Melihat kondisi di lapangan, potensi yang ada di Desa Sindangsari ternyata harus didukung dengan sarana dan prasarana website. Misalnya untuk informasi yang terbebas dari hoax dan lainnya,” terang Dewa, pada Selasa (11/10/2022) kemarin.
Dewa menambahkan, kemajuan teknologi dan informasi akan mendorong terciptanya inovasi bagi Desa Sindangsari. “Pembuatan website Desa Sindangsari dapat menjadi sarana informasi dan mendorong lahirnya inovasi-inovasi baru. Kemudian publikasi aktivitas desa juga dapat dilakukan dengan mudah dan diakses siapapun,” tambah Dewa.
Komarudin, mahasiswa penanggung jawab pembuatan website menerangkan bahwa pembuatan website desa memerlukan waktu kurang lebih 30 hari. Laman website tersebut kini sudah bisa digunakan sebagai medium untuk sarana informasi masyarakat maupun publik secara luas.
“Waktu yang diperlukan untuk membuat website sendiri kurang lebih membutuhkan waktu sekitar 30 hari. Alhamdulillah dalam beberapa waktu terakhir ini website sudah bisa digunakan menjadi sarana informasi publik,” jelasnya.