Catatan Akhir Audit Stunting

Catatan Akhir Audit Stunting
TIM PAKAR: Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Karawang sedang di audit oleh tim pakar dalam diseminasi akhir tahun 2022.
0 Komentar

Program BAAS Hingga Makan Telur Dianggap Ampuh

KARAWANG – Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Karawang lakukan Audit Kasus Stunting (AKS) Semester 2 tahun 2022 di Kantor Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Karawang. Kamis, (8/12) kemarin.

Dari hasil audit itu terungkap, bahwa program-program penurunan stunting di Karawang terbukti ampuh dan berhasil menurunkan angka stunting. Meski begitu, ada banyak catatan yang perlu diperbaiki dan ditingkatkan. Agar cita-cita 2024 Karawang zero stunting bisa segera terwujud.

Kepala DPPKB Karawang, Sofiah melalui Kepala Bidang Pengendalian Penduduk, Advokasi Data dan Informasi (PPADI), Edi Zulkaraen mengatakan, program inovasi penurunan stunting di Karawang yang jadi sorotan adalah Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS) dan Program Makan Telur Setiap Hari.

Baca Juga:Wabup Resmikan Gedung DTC SMK Muda Cikampek12 Desa di Karawang Indeks Pembangunan Meningkat

Berkat dua program ini, angka stunting di Karawang mengalami penurunan yang signifikan. Berdasarkan data EPPGBM tahun 2021 presentase stunting di Karawang mencapai 2,7 persen. Saat ini angkanya turun menjadi 1,69 persen. Sedangkan berdasarkan data survey SSGI tahun 2021 lalu mencapai 20,6 persen. Dan saat ini angkanya turun menjadi 12,3 persen.

“TPPS dibawah arahan Wakil Bupati, Aep Syaepulloh akan terus melakukan evaluasi. Hasil evaluasi ini akan dijadikan catatan, untuk kemudian ditindaklanjuti dengan perbaikan-perbaikan. Tujuannya, tahun 2023 tidak ada lagi stunting baru, dan 2024 Karawang zero stunting,” ungkap Edi Zulkarnaen, Kamis, (8/12) kemarin.

Dia menjelaskan, berbeda dari tahun 2021 lalu. Tahun ini, lokus audit stunting hanya berlangsung di 5 kecamatan. Diantaranya, Kecamatan Jatisari, Karawang Barat, Jayakerta, Kutawaluya, dan Kotabaru.

Selain itu, sasarannya juga dipersempit dengan hanya menyasar calon pengantin, ibu hamil, ibu bersalin, dan bayi usia dua tahun (Baduta).

“Satu desa kita fokus membedah kasus setiap sasaran. Kemudian kita bahas dan diskusikan penyelesaian setiap masalahnya bersama tim pakar,” kata Edi.

Selain itu, berbeda dari tahun 2021 lalu. Tahun ini, intervensi dari setiap organisasi perangkat daerah (OPD) terkait di Pemda Karawang juga sangat banyak. Tak hanya itu, berkat keseriusan Bupati dan Wakil Bupati Karawang. Pihak perusahaan juga ikut andil banyak dalam penurunan angka stunting di Karawang.

“Seperti program BAAS, banyak perusahaan di Karawang yang ikut andil menjadi bapak asuh. Selain itu, semua PNS di Karawang juga dilibatkan oleh Bupati dan Wakil Bupati,” jelasnya.

0 Komentar