SDN Nagasari ll Laksanakan Giat P5
KARAWANG – SDN Nagasari II Karawang Barat laksanakan kegiatan projek penguatan profil pelajar pancasila (P5) bertemakan gaya hidup berkelanjutan. Kegiatan ini digelar sebelum libur panjang nataru, dengan tujuan memberikan kesan kepada siswa sebelum libur panjang.
Kepala Sekolah SDN Nagasari ll Erni Kurniawati mengatakan, kegiatan tersebut diisi dengan market day dan pamer karya daur ulang sampah yang dibuat oleh siswa.
Kegiatan projek penguatan profil pelajar pancasila atau juga biasa disebut dengan P5 ini meruapakan kegiatan penutup sekolah sebelum pembagian rapor siswa.
Baca Juga:Setahun, 2.826 Karyawan Terkena PHKBabak Belur Konsumen Meikarta
SDN Nagasari II sebagai salah satu Sekolah Penggerak yang ada di Karawang turut menjalankan P5 sebagai bagian dari kurikulum merdeka belajar untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
“Kita kan masuk bagian dari sekolah penggerak, nah di dalamnya itu ada program P5 tadi. Para siswa, terutama kelas 1 sampai kelas 4, diarahkan untuk membuat produk atau hasil karya. Kemarin tema besarnya itu gaya hidup berkelanjutan, jadi kita bersama-sama mengolah sampah menjadi produk,” terang Erni, Sabtu (24/12/2022).
Selain itu, Erni juga mengatakan kegiatan P5 diseling dengan penampilan seni dari para siswa seluruh angkatan. Mulai dari kelas satu, hingga siswa kelas enam memberikan persembahan penampilan kepada para peserta, mulai dari siswa sendiri, orang tua, maupun tamu undangan.
“Kemarin juga ada market day para siswa. Siswa didampingi pendamping, orang tua dan guru, menjual makanan dan juga produk karya seni hasil olahan sampah tadi. Pesertanya dari seluruh kelas, ramai dan seru sekali bagi anak-anak. Mereka banyak belajar tentang berniaga di market day,” papar Erni.
Erni menjelaskan, SDN Nagasari II melalui program P5 ini berharap para siswa menjadi lebih tahu tentang sampah, mulai dari pembuangan hingga proses daur ulang sampah. Melalui kerajinan yang dikerjakan oleh para siswa, Erni berharap para siswa mendapatkan pembelajaran ekstra tentang lingkungan.
“Karena sekoklah ini juga tersertifikasi sebagai sekolah adiwiyata, sudah sepatutnya dari pihak sekolah mengajarkan dan mengarahkan siswa untuk belajar budaya lingkungan. Misalnya buang sampah di mana, daur ulang seperti apa, bisa dibuat kerajinan dan apa misalnya. Selaras juga dengan sertifikasi sekolah adiwiyata,” terang Erni.