KOTA BEKASI – Persoalan banjir di Kota Bekasi masih jadi persoalan krusial yang masih jadi pekerjaan pemerintah sampai saat ini. Pasalnya masih banyak warga yang belum merasa tenang ketika musim penghujan tiba.
Persoalan banjir di Kota Bekasi masih jadi persoalan krusial yang masih jadi pekerjaan pemerintah sampai saat ini. Pasalnya masih banyak warga yang belum merasa tenang ketika musim penghujan tiba.
Sejumlah wilayah di Kota Bekasi masih merasakan banjir dan menjadi keluhan sebagian warga meski pada akhir tahun 2022 dan awal tahun 2023 tidak ada banjir besar melanda.
Baca Juga:Puluhan Warga Gelar Aksi di Kantor Pemasaran VIP Bekasi UtaraTingkatkan Minat Baca Pemkot Bekasi Mulai Optimalkan Mobil Pintar
Hal itu terlihat dari pengajuan masing masing RT/RW masih di setiap kelurahan masih sama dengan tahun sebelumnya terkait saluran drainase yang dikeluhkan sebagai penyebab banjir.
Menanggapi hal itu Kabid SDA Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (DBMSDA) Kota Bekasi, Anjar Budiono, mengatakan bahwa semua kecamatan sudah dicanangkan pekerjaan drainase.
Pihaknya telah melakukan upaya pekerjaan drainase pada tiap titik yang ditentukan. Tapi untuk titik rawan banjir yang disoroti pemerintah, menurut Anjar, wilayah yang berdampingan atau pinggir kali Bekasi menjadi tempat rawan banjir selama ini.
Terutama posisi daratan yang lebih rendah dibanding dengan kali, seperti PGP sekitar 1000 meter panjangnya perumahan, diikuti kali Bekasi.
“Paket 1 normalisasi kali bekasi sudah dijalankan dari titik PGP sampai bendung Bekasi jalan hasibuan. Pekerjaan itu terhambat dikarenakan butuhnya lahan untuk pelebaran kali yang membutuhkan biaya besar,” jelas Anjar, Rabu (25/1/2023).
Dikatakan penyebab banjir ada berbagai hal salah satunya seperti sempitnya kali di lokasi crossing tol tiap wilayah juga menyebabkan air kali jadi meluap. Kemudian volume hujan tinggi dan lumpur yang tebal meski kerap dilakukan peraturan juga jadi persoalan.
“Solusinya harus melebarkan saluran di crossing tol. Untuk melebarkan itu kita sudah melakukan duplikasi crossing tol, dengan cara membuat saluran baru di sebelah saluran crossing tol, “paparnya.
Baca Juga:Mengenal Malika: Jagoan Silat SMPN 1 Karawang BaratEkskul Booce Bisa Melatih Fokus
Pada 2017 crossing KM 1705 dekat tol timur, tahun 2019 KM 5800 Jaticempaka, dan pada tahun 2021 crossing tol BSK galaxy KM 12100.
Namun diakuinya, hal itu masih kurang menampung aliran air. Dan menurutnya sudah seharusnya saluran di crossing tol dilebarkan. Setiap bulan kita lakukan peraturan dengan ketebalan lumpur capai 1 sampai 2 meter.